Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Muara Kasih Bunda

Diperbarui: 5 Oktober 2020   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dwi Shaban Sulistiyanto/koleksi pribadi

Muara Kasih Bunda

Bunda...
Teduh tatap matamu
penuh kasih tatkala menatapku
lembut senyummu
terpelihara santun ucapmu
terus terngiang di telingaku

Bunda...
Tak lelah kau meraihku
meski berkali-kali aku terjatuh
dalam liukkan dosa membelenggu
pintu maafmu senantiasa
terbuka lebar untuk putramu

Bunda...
Lagi-lagi petuah bijakmu
lembut menyapaku penuhi isi kepalaku
merasuk jiwaku menembus atmaku
namun rupanya belum jua sepenuhnya
terbitkan sadarku yg masih tertidur lelap

Bunda...
Hanya engkau yang memahami jiwaku
adakalanya Angkara membakar
nyaris meluluh lantakkan hatiku
namun kelembutanmu bak air hujan
seketika memadamkan api angkara

Bunda...
Engkau teteskan kesejukkan meresap
hingga ke pori kalbu mengalir deras
pada pembuluh darahku denyut nadiku
engkau sirami jiwaku dengan tulus kasihmu
kau tak ubahnya udara yang aku hela

Bunda...
Aku ingin membahagiakanmu
dengan caraku sekuat aku
mengukir senyum terimdah
di sudut bibirmu yang kau poles
dengan warna senada Hijabmu

Bunda...
Doakan aku tuntun langkah kakiku
jangan pernah letih menguntai
doa untukku di sepertiga malammu
di selepas sujud-sujudmu
hingga satu saat kesadaranku bangkit

Bunda... Dwi dan Caca menyayangimu!

***
Hera Veronica
Jakarta | 05 Oktober 2020 | 19:23




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline