Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Menapak Anak Tangga Sunyi

Diperbarui: 30 September 2020   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Menapak Anak Tangga Sunyi

Menapak satu persatu anak tangga sunyi, menerabas rasa nyeri bergumul dengan pedih sekerat hati.

Seraya memanggul berkarung lara, namun lara tak jua kunjung enyah dari jiwa yang teramat lelah.

Aku melintasi anak tangga sunyi, berkelebat bayang masa lalu. Liar menari-nari dalam ruang benakku.

Masa lalu yang selama ini tertidur lelap, dalam buaian rahim waktu. Maka biarlah tertidur lelap.

Perlahan melongok di muka lorong waktu, tak ada sesiapa di sana. Yang ada hanya selebung pekat.

Aku enggan untuk kian mendekat semua telah usai, terinjak derap kaki waktu nan terus laju.

Tak akan kutunggu kau di pintu waktu, di lorong senyap masa lalu. Di beribu nyeri sayatan lukaku.

Biarlah tangan Tuhan memahat takdirku, sejatinya hidup harus terus laju. Mengubur masa lalu.

Kelak akan ada yang menghapus air mataku, kecup lukaku. Merekahkan senyumku yang lama hilang.

Semoga Tuhan meluluskan pintaku.

***
Hera Veronica
Jakarta | 30 September 2020 | 21:52

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline