Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Balada Pengangguran

Diperbarui: 21 September 2020   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash.com

Balada Pengangguran

Asal ada sebatang kretek bisa
udud tak ubahnya kereta api
di temani secangkir kopi
duduk sembari angkat kaki
di warung kopi mang Saqti

Seraya memesan semangkuk mie
lagi-lagi dengan menambah
daftar panjang catatan hutang
hampir setiap hari menyantap mie
bosan tak bosan sing penting mangan

Ngomong ngalor-ngidul
membahas perihal isu PKI
dan seabreg topik terkini
yang tengah hot-hotnya
tak terasa hari menjelang petang

Waktunya pulang ke rumah
di depan pintu sang istri telah menghadang
dengan gagang sapu sambil tolak pinggang
seraut muka kecut dengan tatapan garang
berteriak melengking lagi penuh maki

Laksana Banteng yang tengah mengamuk
seraya perabotan dapur di banting
"Jangan Pulang Sekalian"
ujarnya di sela-sela luapan amarah
yang tak terbendung

Gombranggggg...
Gombrenggggg...
Pranggggg.........
panci-panci berhamburan melayang di udara
lalu jatuh ke lantai dengan kondisi penyok

Teriakkan serta hardikkan
serasa merobek gendang telinga
mencabik-cabik nurani paling dalam
menyayat hati perih pedih
menginjak dan lukai harga diri

Pantat panci yang legam
nyaris mendarat di jidat
namun dengan sigap
langsung berlari menghindar
menjauh dari amuk bringas sang Istri

Melangkah dengan gontai
nasib penganggur bathinnya sedih
acapkali pulang di marahi istri
di suruh tidur di luar jadi santapan empuk
nyamuk-nyamuk nakal

***
Hera Veronica
Jakarta | 21 September 2020 | 15:41




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline