Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Neraka Bumi

Diperbarui: 31 Juli 2020   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source | Tribunnews.com

Neraka Bumi

Kupacu Kuda Besiku
membelah jalan berdebu
lintasi pabrik-pabrik besar berdiri
dengan cerobong-cerobong tinggi
memuntahkan asap tebal
dari waktu ke waktu

Yang kutahu
langitku telah tercemari tak lagi biru
berganti hitam pekat tersaput debu
hawa seketika terasa panas menyengat
tak terasa hembusan sejuk
angin menerpa raga

Hati miris bercampur sedih menyaksi
perbukitan di papas
gundukkan tanah di libas
tepi hunian di pangkas
hanya menyisakan secuil
sungguh terlalu !

Bagaimana jika turun hujan deras
tepian tanah akan amblas
sebab tak ada tahanan
tanah-tanah telah di keruk
oleh mereka-mereka
yang serakah lagi kemaruk

Alat-alat berat menduduki bebukitan
siap mengeruk setiap jengkal tanah
membuat struktur tanah rawan longsor
pabrik-pabrik besar angkuh berdiri
dengan cerobong besarnya mendongak
menatap langit membom-bardir

Dengan semburan polusinya
mencipta "Neraka Bumi"
berupa lubang genangan
bekas-bekas galian
gundukan yang terbabat
Aku menatap perih hati rasa teriris

***
Hera Veronica
Jakarta | 31 Juli 2020 | 21:28



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline