Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Puisi: Tanah Moyangku

Diperbarui: 26 Mei 2020   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source | RadarMadura.id

Kehidupan orang pesisir
mengangkat air ke daratan
menjemurnya di bawah
sengatan terik Matahari
yang serasa panas terpanggang

Berharap cuaca bagus
langit tak turun hujan
sehingga air laut yang di tampung
di baki-baki tanah menguap
terpapar panas lalu mengendap

Menyisakan butiran-butiran kristal
yang kemudian bisa di panen
di ladang-ladang garam
menjadikan berkah tersendiri
bagi para petani garam

Mereka berharap musim kemarau
berkepanjangan dengan begitu
semakin menumpuk garam
yang bisa di tukar dengan lembar rupiah
guna memenuhi kebutuhan harian keluarga

Petani garam berseliweran
dengan mengenakan capingnya
mengeruk garam yang berlimpah ruah
dan menyimpannya di karung-karung
lalu memanggulnya ke dalam gubuk

Wajah berseri petani garam
seraya duduk di pematang garam
sambil sesekali menatap hamparan garam
kemudian mengipasi tubuhnya
di antara lelah dan gerah

Lalu menciumi bulir berwarna putih itu
terbayang keuntungan yang kelak di dapat
dari hasil lelah keringatnya yang asin
seasin garam yang dihasilkan
seasin air laut yang tak pernah berubah rasa

Senyum merekah indah
seindah kepingan asa
setebal harapan jerih payah
terbayar lunas di atas segala lelah
di Tanah Moyang penghasil garam berlimpah

***
Hera Veronica
Jakarta | 26 Mei 2020 | 10:45




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline