Lihat ke Halaman Asli

Kepada Sahwa

Diperbarui: 7 Desember 2024   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika hari esok akan tiada, akankah aku sudah menyampaikan nuraniku? Tentang mimpi yang diharapkan.
Akankah mereka mendengarkan aku? Tentang insan yang bercibaku, dibawa angin dan terbang di atas kereta kencana.
   Aku ingin melompat keluar! Tapi apa yang akan aku katakan pada mereka. Aku ingin, untuk kali ini saja, bunuhlah rasaku, agar aku dapat pergi dengan nuraniku. Tapi mengapa kau ikat hatiku? Mengapa kau turunkan aku pada kisah simpati? Kakiku patah, aku tak dapat jalan.
     Dengarkanlah hai Rimba! Dalam luas alammu. Meski keindahan yang dijanjikan itu membutakan aku dan batu-batu meremukan tulangku.
 Sebelum senja kehilangan muka dan mentari menampakan wajah baru. Meski hatiku mati tertikam batu karang dan langkahku terseok-seok.
Sekali-kali tidak mimpiku, tentang suatu harapan sehingga aku hidup.

Best Regard

Heraklitus Efridus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline