Berhati-hatilah dengan permainan putra-putri Anda. Jika dirasa permainan itu mengeluarkan suara yang terlalu bising sebaiknya dihentikan. Anak-anak memang suka dengan benda-benda yang mengeluarkan suara, rasa ingin tahunya untuk mengenali suara sering menggiring anak mendekatkan benda itu ke dekat telinganya. Pendengaran nantinya akan sangat berpengaruh pada kemampuan berbicara, jadi tidaklah mengherankan kondisi tempat tinggal anak juga akan berpengaruh pada pembawaannya kelak, yang biasanya di tempat bising akan mengeluarkan suara yang lebih keras untuk melawan kebisingan.
Permainan yang bersuara keras sering mengganggu orang yang sedang berbicara, di samping itu perlu pula diwaspadai permainan itu dapat merusak pendengaran anak. Permainan yang melewati ambang toleransi aman 85 desibel sebisa mungkin dihindari. Untuk sebagai perbandingan membayangkan seperti apa tingkat kebisingan di atas 85 desibel kita bisa mengenal dengan tingkat kebisingan suara pemotong rumput atau keramaian truk berada di 90 desibel.
Tempat umum juga sebenarnya adalah tempat-tempat yang rawan bising, rata-rata berada pada 100 desibel. Beberapa permainan anak yang populer ternyata diketahui mengeluarkan bunyi di atas ambang batas toleransi. Menurut penelitian yang dilakukan di UC Irvine's otolaryngology department, jika mainan itu didekatkan ke telinga, mampu mencapai tingkat desibel yang sama kuatnya seperti kereta api bawah tanah atau gergaji mesin. Beberapa permainan itu adalah: Road Rippers, T-Pain Mic , Tonka Mightyrized Fire Engine, Marvel Super Shield Captain America, Sesame Street Let's Rock Elmo, VTech Princess Magical Learning Wand, Toy Story Buzz Lightyear Cosmic Blaster dan the Green Lantern Colossal Cannon Blaster.
Sebagai orangtua atau kerabat atau orang dewasa yang mendampingi anak-anak dihimbau berhati-hatilah, awasilah anak-anak ketika bermain. Perkembangan anak sejak bayi akan sangat berpengaruh kedepannya, termasuk pendengaran dan kemampuan berbicara.
Kegiatan lain yang juga dapat mengganggu pendengaran adalah penggunaan earphone karena sebagian besar memasang volume tinggi untuk mengimbangi kebisingan. Penggunaan earphone menjadi sangat umum kita jumpai di keramaian, dan pada saat itulah telinga kita bekerja keras menerima suara-suara bising dari berbagai penjuru. Lama-kelamaan ambang batas pendengarannya akan menurun dan akhirnya tidak bisa mendengar lagi. Seorang penabuh drum grup rock Genesis juga mengalami hal itu, dia mundur dari bermusik karena mengalami masalah dengan telinga, dislokasi tulang, dan kerusakan saraf pada lengan.
Ketika seseorang selalu terpapar suara bising maka otot di telinga bekerja terus-menerus terjadilah stimulasi berlebih yang merusak fungsi sel-sel rambut. Kerusakannya dapat bersifat sementara saja pada awalnya sehingga akan terjadi ketulian sementara. Bila terjadi rangsangan terus-menerus, terjadi kerusakan permanen, sel rambut reseptor yang berfungsi untuk meredam getaran akan berkurang sampai menghilang dan terjadi ketulian menetap. Jadi, sebaiknya ketika berada di keramaian atau lokasi dengan kebisingan berlebih sebaiknya gunakan penutup telinga.
Orang yang sering terpapar kebisingan akan berkurang jangka waktu amannya terpapar kebisingan daripada orang yang jarang berada di kebisingan. Untuk membantu pendengaran sehari-hari, kita terbantu dengan gerakan bibir ketika sedang bercakap-cakap. Sederhananya ketika kita ingin memfokuskan pendengaran, kita meletakkan tangan di belakang telinga agar memantulkan suara sekitar 6 sampai 8 desibel. Namun jika ketulian sudah permanen maka alat bantu pendengaranlah yang dibutuhkan.
Sumber: Los Angeles Times dan Kompas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H