Beberapa waktu yg sampai saat ini kembali muncul kata kata ham dimana mana. Yah tapi ham yang mana yanh dimaksud tidak jelas.aktivis ham gembar gembor disana sini menyampaikan penagakan ham, tapi sekali lag ham yang mana?
Ham untuk siapa? Yang yang bagaimana? Ham itu apa? Makin ribet kalau harus membicarakan ini,tapi masyarakat kecil atau orang orang tidak memiliki pengaruh tidak memiliki ham kayaknya.
Guru mencubit dibilang melanggar ham jadi harus dihukum penjara. Hukum kebiri untuk pemerkosa melanggar ham kalau dijalankan, membentak siswa karena bicara kasar diperkarakan karna menyakiti psikis. Lalu bagi guru yang mencubit ternyata karena terguyur siswanya saat mau sholat apakah tidak memiliki ham? Orang tua dari korban pemerkosaan atau bahkan korban pemerkosaan juga tidak memiliki ham?
Coba kalau para aktivis itu merasakan sendiri yang dialami orang orang itu,apakah mereka masih bicara melanggar ham untuk hukuman hukuman itu? Mari bersikap bijak dan tidak menghakimi seolah membawa nama ham,,,tapi kita lihat secara manusiawi saja apakah itu benar? Kita manusia bukan binatang jadi mari berpikir sebagai manusia yang berakal bukan manusia yang berpikiran binatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H