Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Makna Tulisan Nama-Nya pada Benda atau Makhluk

Diperbarui: 5 Januari 2022   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita pikir dengan memiliki harta dunia, wanita cantik sebagai isteri serta jabatan tinggi bisa membeli surga? Dengan mengorbankan hewan seberat satu ton dengan harga puluhan juta bisa membebaskan kita dari dunia. Kita pikir dengan berat sapi 1 ton kita bisa menjadikannyya kendaraan di surga. Semua hanya permainan dunia.

' Suatu ketika Hola membeli keledai si Mulla seharga 50 dinar. Kemudian si Hola pergi ke pasar untuk menjual kembali keledai. Tentu harapannya agar dapat keuntungan. Keledai dihargai 80 dinar dengan tambahan kata-kata: "Keledai asli milik Mulla". Tujuan kalimat tersebut untuk menaikkan harga keledai.

                   Si Mulla protes: " Hola kamu merendahkan namaku dengan hanya menghargai 30 dinar".

                 Jawab Hola dengan ringan: " Paling tidak aku telah memberikan harga pada namamu daripada kau tidak memberikan nilai pada                                                    dirimu sendiri " 

                                                           (Inspirasi cerita dari buku The Zen Yoga dituliskan oleh Anand Krishna)

Demikian pula dengan keadaan kita, semakin kita memburu harta sesungguhnya kita sedang merendahkan bahkan menggadaikan jiwa pada dunia.

Perhatikan sekitar kita. Kita melihat banyak orang kerja banting tulang untuk mengumpulkan harta. Perhatikan ibu seorang selebritis yang membeli hewan kurban seharga puluh juta dengan berat 1 ton. Ia begitu terikat pada obsesi kebanggaan dirinya bahwa ia bisa masuk berita terus. Semuanya hanya ilusi.

Uang, wanita, dan harta semuanya hanya barang yang dibutuhkan di dunia. Bahkan kepercayaan atau keyakinan pun hanya atribut dunia. Bagimana tidak????

Tidak seorangpun lahir dengan label kepercayaan/keyakinan tertentu di bagian bokongnya. Mungkin ada yang menemukan label pada seorang bayi tulisan nama yang dianggap suci dalam huruf bahasa tertentu. Bukankah itu artinya dirinya adalah milik Sang Pemilik Agung? Bukan dunia. Pertanda itu berupa peringatan bahwa keberadaan manusia di bumi ini semata sebagai perjalanan menuju Dia..

Jangan bangga bahwa tulisan itu menandakan bahwa kepercayaan/keyakinan tertentu dengan tulisan atau huruf dari kepercayaan tertentu adalah paling sempurna. Lantas mengapa tidak huruf latin atau huruf Jawa? Karena pola tulisan itu yang saat ini melekat dan dimengerti oleh manusia. Tidak lebih atau kurang. Yang penting peringatan bahwa tubuh kita adalah milik Nya. dari Dialah kita bersumber. Dan tentu kepada Dia juga kita mesti kembali.

Pikiran yang kita bentuk pun akan menghambat perjalanan sang jiwa. Jiwa pikiran dan emosi yang tidak selaras dengan alam akan jadi penjara yang menghalangi perjalanan sang jiwa menuju sumber Nya.

Kita sudah melihat bahwa segala benda yang masuk dalam atmosfir pasti pecah berantakan. Ada lapisan yang pengahalang tidak kasat mata yang melindungi bumi. Pikiran yang berorientasi pada harta, wanita serta tahta akan berkualitas materi keduniawian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline