Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Kesadaran Kolektif Vs Bahasa

Diperbarui: 23 November 2021   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jagalah pikiran- pikiran mu karena akan menjadi kata. 

Jagalah kata - katamu karena akan menjadi perbuatan

Jagalah perbuatan - perbuatanmu karena akan menjadi kebiasaan

Jagalah kebiasaan - kebiasaan mu karena akan menjadi sifat. 

Sifat akan menentukan masa depan mu

 ( The Wisdom of Sundaland by Swami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Dalam bahasa Sansekerta ada istilah akshara. Akshara berarti kata. Kata adalah bungkus dari pikiran. Apa yang dipikirkan diungkapkan dalam bentuk kata. Akshara tidak akan hilang. Kata adalh bentuk energi yang tidak pernah hilang di alam ini. Karena pikiran juga getaran.

Kata yang disertai nuansa hati akan bisa diakses oleh orang yang memiliki nuansa hati yang sama. Suatu misal. Ada seseorang mengungkapkan kata marah dengan nuansa hati atau mood yang penuh emosi, suatu ketika seseorang yang sedang memiliki kondisi yang sama akan mengakses getaran kemarahan itu juga. Kata adalah bungkus dari pikiran. So, pikiran adalah maknanya. Misal, seseorang dengan mengatakan water dalam bahasa Inggris. Orang Jawa menyebutkan banyu. Orang Sunda menyebutkan sebagai cai. Water dan banyu adalah bungkus dari makna air.

Suatu bangsa yang memiliki adat Istiadat baik berarti mereka memiliki bahasa yang baik. Bahasa lahir dari collective consciousness mayoritas orangnya. Adat Istiadat lahir dari kebiasaan. Akar dari kebiasaan adalah pikiran. Ketika kolektif kesadaran masyarakat baik, maka akan lahir bahasa yang baik kemudian menjadikan adat istiadat yang baik juga.

Di wilayah Nusantara banyak sekali dijumpai pepatah yang arif atau bijak. Urip iku urup misalnya dari bahasa Jawa. Hidup itu juga harus memberikan kehidupan bagi orang lain. Jika hidup hanya bagi diri sendiri, orang tersebut belum bisa dikatakan hidup. Harus memberikan manfaat bagi alam sekitarnya dan Manusia sesamanya.

Pela Gandong dari Makasar. Pela bermakna kepentingan masyarakat luas. Gandong berarti kepentingan individu, kelompok atau pun golongan/ kepercayaan. Dengan meletakkan kata Pela di depan bearti harus mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan yang lebih kecil. Bukankah ini berarti bahwa lebih mengutamakan kebersamaan atau kemanusiaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline