Kelahiran Anda sebagai seorang manusia bukanlah tanpa alasan. Setidaknya hal yang bisa Anda lakukan adalah menjadi manusiawi.
(This is Truth That too is Truth by Anand Krishna)
Hal yang sangat mendasar tersebut di atas sering kita lupakan. Jika kita mau merenungkan apakah ada kemiripan antara manusia jadi-jadian dan hewan. Manusia jadi-jadian tidak berbeda dengan babi jadi-jadian alias babi ngepet. Kita semua tahu akan istilah babi ngepet. Manusia yang mengubah wujudnya menjadi babi dengan tujuan bisa mencuri uang.
Sesungguhnya manusia yang hanya mengumbar nafsunya untuk memenuhi nafsu hewaniahnya tidak berbeda dengan hewan. Kebutuhan hewan: 'makan, minum, tidur, dan seks'. Kita sebagai manusia tidak lepas dari kebutuhan dasar tersebut; 'makan, minum, tidur, dan seks'. Semuanya untuk memenuhi kebutuhan badan fisik kita. Memenuhi keinginan panca indra. Keinginan beda dengan kebutuhan. Seks adalah keinginan bukan kebutuhan dasar manusia. Ada keinginan yang bisa ditahan. Berbeda dengan hewan. Keinginan untuk melakukan hubungan seks tanpa dikendalikan. Bila sebagai manusia tidak bisa lagi mengendalikan, tidak beda dengan hewan.
Seks adalah bentuk nafsu yang mewakili nafsu lainnya. Bila keinginan seks terkendali, keinginan lainnya dengan lebih mudah terkendalikan. Sebelum menjadi manusia, evolusi mind sudah melalui berbagai bentuk. Dalam puisinya, seorang Rumi pernah menuliskan bahwa ia dahulunya dari hewan ber sel satu, tumbuhan, dan selanjutnya menjadi hewan. ia mengatakan bahwa bentuk pengalaman terakhir sebagai manusia.
Tidak mengherankan jika para peneliti juga menyebutkan bahwa dalam DNA manusia terdapat rekaman memori yang sangat lengkap. Sekilas saya jadi merenung; bukankah DNA saat manusia masih hidup memiliki bentuk sebagai materi? Kemudian setelah manusia meninggal, bentuk DNA sebagai materi tentunya juga hilang. Tampaknya, DNA dalam wujud materi juga memiliki memori yang non materi. Kemudian ketika lahir sebagai manusia, DNA mewujudkan diri lagi dalam bentuk materi yang dilengkapi dengan memori dari yang sudah pernah tersimpan sebelumnya. Luar biasa... Misteri Agung...
Kembali pada pengalaman menjadi manusia. Tentunya yang diharapkan adalah pengalaman sebagai manusia seutuhnya. Bukan hanya rekaman insting hewani: 'makan, minum, tidur, dan seks' yang terus dilanjutkan. Bahkan lucunya walaupun telah lahir sebagai manusia, tetapi masih saja membesarkan insting hewaniah. Cukuplah sudah pengalaman dalam wujud hewan. Simpanan semasa pengalaman hewaniah ini ada dalam limbik. Bagian otak menyimpan memori bawaan ketika hidup sebagai hewan; 'makan, minum, tidur, dan seks'.
Sebagai manusia, selain bagian otak reptilia yang disebut limbik juga dilengkapi bagian otak neocortex. Hardware atau perangkat lunak ini yang bisa digunakan untuk mentransformasi intelektual menjadi intelejensia atau buddhi.
Dalam kelahiran sebagai manusia, transformasi intelektual menjadi intelejensia berlangsung. Bila dalam kehidupan sebagai manusia saat ini, kita melalaikan tujuan utama, yaitu transformasi dari intelektual menjadi intelejensia tidak terjadi, sungguh kita mensia-siakan alasan utama lahir sebagai manusia. Mengubah intelektual menjadi intelejensia berarti meningkatkan sifat kemanusiaan dalam diri kita. Seorang manusia yang utuh bila kemanusiaan dalam dirinya berkembang terus menuju kesempurnaan. Tiada kesempurnaan berakhir. Setiap kelahiran adalah proses menuju kesempurnaan. Tiada standart pasti yang disebut dengan kesempurnaan. Terus berkembang itulah kesempurnaan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H