Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Mengalir bersama Arus

Diperbarui: 14 Oktober 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mengalir bersama arus

Mengalir bersama arus berarti kita mengikuti segala pergerakan atau yang sedang menjadi bahan pembicaraan atau tren orang-orang di sekitar kita. Mungkin memang kadang hal seperti ini diperlukan, tetapi tentu bila memang bisa mendukung yang kita inginkan untuk dicapai.

Untuk mengikuti keadaan sekitar, kita harus memiliki bekal pengetahuan yang memadai. Bekal pengetahuan ini amat sangat dibutuhkan sehingga kita tidak terbawa oleh arus gerakan atau tren keinginan/kemauan masyarakat.

Dari buku Live Love Laugh by Maharshi Anand Krishna

                                      Ada saat-saat kau harus mengalir bersama arus, dan ada saat-saat kau harus melawan gelombang.

Kecerdasan Memilah

Bila kita simak di sosial media tren yang dibicarakan atau sedang menjadi viral belum tentu sesuai dengan yang kita butuhkan. Tekanan yang saya berikan adalah 'dibutuhkan'. Bukan yang diinginkan. Karena keinginan kadang bisa membawa ke jurang penderitaan. Ini beda antara keduanya.

Kebanyakan dari kita saat ini lebih mengedepankan keinginan dari kebutuhan. Keinginan berkaitan dengan kenyamanan tubuh atau indrawi. Sebagai contoh, ketika kita lapar, kita butuh makan agar tubuh sehat. Kita pergi ke warteg untuk mengobati sakit kelaparan. Namun bila keinginan, kadang belum berasa lapar, tetapi kita ke restaoran untuk memuaskan keinginan untuk mencicipi rasa tertentu.

Kecerdasan memilah berarti kita mampu menentukan arus yang bisa mendukung perkembangan mental emosional kita. Karena perkembangan mental emosional yang baik selaras dengan kesehatan tubuh. Tentu tidak bisa dibandingkan dengan orang gila. Orang gila tidak sehat mental emosionalnya, tetapi tubuh sehat. Keadaan kita pun sesungguhnya demikian, tampaknya baik tetapi belum tentu sehat. 

Untuk mengembangkan kecerdasan memilah, kita menggunakan neocortex. Intuisi kita akan menuntun bila buddhi berkembang. Berbicara tentang buddhi, mengingatkan saya pelajaran budhi pekerti sayangnya sekarang terlupakan diajarkan di sekolah yang notabene menjadi landasan untuk membangun karakter anak didik. Bila kita mau lebih teliti mengamati, ada perbedaan yang besar antara budhi pekerti dan moral.

Melawan Arus

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline