Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Balajarlah dari Kearifan Lokal

Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kearifan Lokal

Memahami dan melakoni Kearifan Lokal akan membawa kemuliaan diri, termasuk bangsa secara menyeluruh. Dunia internasional sedang begitu fokus untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran, peninggalan leluhur nusantara telah melakoni sejak lama. Bahkan telah menjadi bagian dari pola hidupnya. Animisme dan dinamisme dianggap ajaran sesat oleh pendatang. 

Menghargai dan mencintai semua makhluk serta melestarikan kebiasaan untuk melestarikan alam sekitar, itulah animisme. Ketika kita menjaganya, kita juga akan dijaga oleh alam. Tidak sulit kan? Misalnya kita merawat pohon mangga, bila baik kita rawat, buahnya akan banyak.

Seseorang menganggap sesuatu sebagai kesesatan karena dianggap berbeda. Celakanya, ajaran pendatang ini baru memiliki record atau catatan mengenal budaya atau beradab belum lama. 

Sebelumnya mereka adalah suku bangsa yang hidup menjarah dan merampok demi keberlangsungan hidup mereka. Tidak mengherankan, karena memang lingkungan alamnya menuntut kekerasan.

Tuhan Tunggal

Suku ini menganggap dirinya sebagai penyembah Tuhan Tunggal. Anggapan bahwa satu-satunya bangsa di bumi ini sebagai penyembah Tuhan Tunggal, yang lainnya bertuhan banyak. 

Arogansi seperti ini membuat dirinya paling berbudaya dan suci. Anggapan seperti ini semakin membuktikan ketidaktahuannya. Karena jika Tuhan Tunggal berarti tidak ada lainnya yang eksis di luar Tuhan. 

Lantas pikiran yang menganggap ada Tuhan selain Tuhan yang disembah bagaimana? Bukan kah dengan cara ini sesungguhnya yang menduakan Tuhan adalah yang berpikiran seperti ini?

Saya merenungkan, bila Tuhan ada di alam semesta ini berarti Dia lebih kecil dari alam. Pasti tidak benar. Misalnya, diri kita. Bila kita bisa duduk di kursi berarti kita lebih kecil dari kursi. 

Bila Tuhan bisa kita sembah secara fisik berarti Tuhan dan kita berbeda atau dua invidu yang terpisah. Ini semakin tidak masuk akal. Karena tidak ada kehidupan atau keberadaan di luar Dia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline