Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Tidak Mungkin Mengakhiri Permasalahan

Diperbarui: 16 Juni 2021   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mengakhiri Permasalahan

Mengakhiri permasalahan berarti kita mengakhiri kehidupan badan kita. Tilda masalah yang selesai atau berhenti. Karena selama hidup di dunia ini damat dipastikan masalah akan timbul tenggelam. Dengan kata lain, akhir satu masalah akan dilanjutkan dengan masalah yang baru lagi.

Lahir di dunia benda, kita mesti siap menghadapi tentang kehidupan. Karena Inilah sifat alam benda: Selalu berubah; Tidak ada sesuatu yang stagnan atau berhenti. Bukankah sifat benda dan alam ini yang abadi adalah perubahan?

Kelahiran manusia

Kita tidak bisa melepaskan dari tujuan utama kelahiran kita. Kita lahir juga sebagai akibat adanya masalah. Kelahiran manusia adalah pilihannya sendiri untuk mengakhiri permasalahan ciptaannya sendiri. Mengubah cara pandang bahwa pengakhiran permasalahan merupakan hal yang tidak mungkin, oleh karena itu kita mesti berupaya untuk tidak menambah atau menciptakan masalah baru.

Tujuan kelahiran utama kita adalah mengubah cara pandang dengan menerima kehidupan sebagaimana adanya. Masalah tetap ada karena sifat alam benda yang senantiasa berubah; tidak stagnan. Yang bisa kita lakukan agar hidup jadi bahagia adalah dengan cara mengubah cara pandang atau pola pikir.

Salah kereta

Mungkinkah kita salah naik kereta?

Sangat mungkin karena kita salah memilih tujuan naik kereta api. Dengan berganti atau pindah kereta dengan tujuan yang tepat berarti kita sedang mendaki menuju ke tujuan yang tepat.

Tubuh kita adalah kendaraan jiwa. Lingkungan kita dengan segala pemahaman yang ditanamkan pada pikiran kita akan membawa ke tujuan yang tidak tepat dengan keinginan Sang Jiwa Mulia. Tujuan Sang Atma atau Jiwa adalah membebaskan diri dari perbudakan pikiran atau mind.

Akibat salah naik kereta yang tujuannya semakin menjauhkan Sang Jiwa kembali ke alam kemurnian, sesungguhnya kita juga sedang menuju ke alam penderitaan yang semakin dalam. Kelalaian pikiran atau tubuh halus lahir di lingkungan yang tidak tepat atau mulia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline