Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Cara Memadamkan Api Nafsu

Diperbarui: 18 Februari 2021   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Api Nafsu

Api nafsu ini penyebab ketidakdamaian diri. Nafsu merupakan sifat yang melekat dalam diri manusia. Ia memiliki wajah yang selalu berubah, dan ia melekat pada indra manusia. Nafsu yang tidak terpenuhi menimbulkan berbagai akibat. Ia bagaikan api yang bisa membakar diri kita. Bentuk manifestasi nyatanya adalah keinginan.

Untuk mengembangkan Kemanusiaan dalam diri kita, tidak ada cara lain selain memadamkan kobaran api nafsu. Apapun bentuknya, nafsu tetap berbahaya. Kadang ia juga menggunakan kedok kebaikan. Tampaknya seseorang berbuat baik, tetapi ada nafsu pamer di baliknya.

Warisan Luhur Nusantara

Dalam buku Dvpntara Yoga stra by Maharshi Anand Krishna disebutkan cara memadamkan api yang bisa membawa manusia ke dalam jurant kesengsaraan sepanjang hidupnya:

       "Sesungguhnya Omkra adalah ucapan teragung, tersuci di antara yang suci. Sebagai yang terhalus, Omkra menuntun pada nirvna - padamnya api nafsu."

Tidak ada warisan utama yang lebih baik daripada cara untuk memadamkan api nafsu. Daya kekuatan OM mampu melarutkan atau bahkan menyerap api ketamakan, keserakahan, dan lainnya. Ia harus terus meneruskan dilantunkan. Tidak hanya satu-dua kali. Bagi yang belum mencobanya dapat dipastikan akan menyangkal. Suara ini terbukti secara ilmiah bisa membawa ketenangan. Getaran yang menyatukan atau membawa kembali kepada Sang Sumber Agung karena getaran suara ini selaras dengan getaran suara matahari.

Leluhur kita telah memahami dan berdasarkan pengalaman yang mereka peroleh, suara ini memiliki daya yang menyembuhkan. Karena suara ini bisa membuat gelombang otak kita menjadi semakin jarang. Para leluhur kita amat sangat memahami hubungan antara getaran suara dan pikiran.

Nirvana 

Nirvana bukanlah surga yang tarletan di langit lapisan tertentu. Keberadaannya juga tidak jauh, bahkan ada dalam diri setiap manusia. Hanya karena tidak mau menggali, kita berasa jauh. Ini disebabkan kebiasaan kita hanya melihat yang jauh yang berada di luar tubuh kita.

Surga adalah kebebasan diri yang tercipta oleh kita sendiri. Surga hanya bisa dirasakan oleh mereka yang berhasil memadamkan api nafsu. terpadamkannya api ini, maka tersingkap pula keberadaan Nirvana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline