Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Ekonom Sejati: Meditator

Diperbarui: 10 November 2020   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ekonom Sejati

Ekonom Sejati memahami bagaimana memanfaatkan sesuatu secara efisien untuk menghasilkan atau mendapatkan yang  dibutuhkan semaksimal mungkin. Yang dibutuhkan bukanlah yang diinginkan. Ingat yang disampaikan oleh Mahatma Gandhi?

'Dunia ini bisa memenuhi kebutuhan semua orang, tetapi tidak akan bisa memenuhi keserakahan satu orang'

Keserakahan berawal dari keinginan. Keinginan manusia tidak akan habis, karena keinginan berasal dari niat untuk memenuhi nafsu atau kenyamanan indrawi. Dan sudah banyak bukti bahwa banyak orang terjebak oleh nafsu keinginannya sendiri, yang pada akhirnya membuatnya menderita. Seorang Ekonom Sejati tidak terjebak oleh nafsu kebendaan.

Tujuan Kehidupan

Meditator memahami tujuan kehidupan dari keberadaannya di dunia. Mereka sadar bahwa keberadaannya di bumi untuk menyelesaikan beban kehidupan masa lalu. 

Oleh karenanya, mereka bisa hidup dengan sikap positif. Bukan Pikiran positip. Dengan pemahaman ini, mereka akan menjaga kesehatannya agar tujuan kehidupan bisa tercapai; kebebasan sejati.

Kesehatan adalah modal dasar untuk mencapai tujuan kehidupan. Tanpa tubuh dan Pikiran sehat, mereka Sadar bahwa perjalanan untuk menuju Kebebasan Sejati/Moksha akan terhambat. Mereka sadar bahwa pikiran yang dibawanya dari masa lalu. Dengan tubuh sehat dengan sendirinya pikiran sehat. 

Tubuh sehat bagaikan kondisi kendaraan yang prima. Sang supir atau sang jiwa individu sebagai pengendara akan bisa mengendarai mobil sampai tujuan dengan selamat. Pikiran sangat terkait erat dengan tubuh. Ada yang mengatakan bahwa organ dalam tubuh atau pencarnaan sebagai otak ke dua.

Makanan sehat

Yang dikatakan sebagai makanan sehat adalah jenis makanan yang bisa menunjang evolusi Perjalanan sang Jiwa individu menuju penyatuan kepada Sang Maha Jiwa. Tentu jenis makanan yang tidak memicu nafsu indrawi. Karena bila sifat ini yang berkembang, dapat dipastikan akan melenceng dari tubuna kelahirannya di bumi ini. Hanya ketika jadi manusia, ia bisa mengembangkan diri secara utuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline