Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Kodok Nguntal Leng e (Tuhan dalam Diri?)

Diperbarui: 26 Oktober 2020   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam Diri

Seringkali kita mengatakan bahwa Tuhan ada dalam diri. Yang jadi pertanyaan: 'Diri yang mana?'

Kebanyakan dari kita menunjuk ke dada bila ditanyakan: 'yang manakah dirimu?' Padahal ketika kita menunjuk dada hanyalah bagian dari tubuh kita yang kita sebut 'dada'. Diri sejati juga bukanlah pikiran: 'PikiranKu'. Artinya ada AKU yg menggunakan pikiran. Demikian juga 'perasaanKu'; Aku bukanlah perasaan.

Para suci, avatar dan para bijak mengatakan Tuhan yang ada dalam diri. Menurut pemahaman yang saya peroles dari bagian ke tiga:Sevaka Dharma dari buku Dvpantra Dharma stra by Anand Krishna:

Jiwa Individu (Kutipan dari buku Dvpantra Dharma stra)

(Ketika tma, Jivtma atar Jiwa Individu mengidentifikasikan Dirinya sebagai badan, pola berpikir, intelektualitas, pancaindra serva indra persepsi tertentu - maka Ia akan mengalami penderitaan dan kesenangan, panas, dan dingin, dan segala pengalaman bertentangan lainnya. Sehingga terciptalah 'perasaan' ceria dan sedih - suka dan duka atak sukha dan dukha.

(Setelah kematian fisik, walaupun Jiwa Invidu tidak lagi terikat dengan badan fisik yang telah ditinggalkannya, namun Ia masih terikat dengan Gabungan-Mind, badan Halus, Sukma, atau Suksma arra, yang disebut dengan Badan Etheric.

(Semua kenyamanan surgawi yang disebutkan di sini terkait dengan Badan Halus Etheric atau Suksma arra. Jika Jiwa Individu menyadari Identitas Sejatinya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Jiwa Agung atau Paramtm, maka. wilayah surgawi tertinggi sekalipun akan dilampauinya untuk menyatu dengan Sang Jiwa Agung)

Maya

Berdasarkan uraian di atas, Jiwa Individu sebagai percikan Sang Jiwa Agung menciptakan tubuh ini, termasuk pikiran serta perasaan beserta segala emosinya untuk 'barmain'. Inilah Kekuatan Maya dari Jiwa Individu. Kemudian Jiwa Individu asyik bermain sehingga melupakan identitasnya yang Agung.

Maya berarti ilusi. Hanyalah bayangan. Dan ketika Jiwa Individu inilah yang ada dalam diri. Diri sebagai pikiran yang tidak ada batasnya. Inilah pengembaraan Sang Jiwa Individu, bagaikan percikan air laut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline