Kematian Tubuh
Kematian Tubuh memang dibutuhkan, so jangan takut pada kematian. Yang mesti ditakuti adalah hidup ini. Sesungguhnya hidup merupakan peluang emas agar terjadi evolusi kesadaran, namun bila saat hidup ini kita terjebak ke alam rendahan, bisa merupakan bencana bagi evolusi kesadaran.
Banyak yang memiliki argumen bahwa hidup itu sulit. Namun sejatinya kesulitan hidup inilah merupakan kesempatan emas.
Kematian sel terjadi setiap 5-7 tahun. So, setiap 5 - 7 tahun tubuh kita berganti. Saat umur tubuh 5 tahun tidak lagi sama dengan ketika tubuh kita berumur 15 tahun. Yang sama dan berkembang adalah pikiran kita. Dengan demikian, bukankah kita sudah mati 10 kali ketika berumur 60 tahun atau 70 tahun.
Penyesalan
Pada umumnya kita jarang mengalami penyesalan ketika hidup. Penyesalan total atau yang sejati hanya bisa terjadi ketika kita meninggal dunia. Saat kematian tubuh, selang sepersekian detik jelang kematian, si roh yang akan meninggalkan tubuh diberikan flash back mengenai segala perbuatan semasa masih hidup.
Tolok umumnya adalah keinginan sebelum lahir ke bumi. Ada penyesalan sangat dalam bahwa ternyata segala perbuatannya tidaklah sama dengan janji ketika dalam usia kandungan berumur 7-9 bulan.
Kekuatan penyesalan setelah kematian tubuh inilah yang membuat si mind dan gugusan pikiran menciptakan tubuh baru. Dengan demikian, segala memori, keinginan, sita dan lain sebagainya dibawa kembali saat lahir ke bumi.
Sebagai bukti, Kita Bisa melihat serrang anak kecil bisa bermain musik dengan piawai. So, tidak ada yang namanya bagaikan kerbs bearish. Demikian juga ketika kita melihat seorang atak kecil bisa main skateboard dengan lincah. Ini semuanya disebabkan keinginan masa lalu; carried forward.
Peluang Emas
Dengan memahami hal tersebut di atas, sesungguhnya kematian tubuh merupakan peluang emas agar terjadi evolusi kesadaran. Kebanyakan dari kita saat hidup di dunia terjebak oleh kenyamanan tubuh. Pergaulan sering kali membuat kita lupa akan tujuan kelahiran.