Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Kenal Tuhan Dulu Baru Beragama

Diperbarui: 29 Agustus 2021   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kekacauan yang ada saat ini karena masalah pemahaman tentang agama. Semestinya kenal Tuhan dulu, baru beragama. Ada sesuatu pesan yang dilupakan. Awaluddin makrifatullah. Kenali Tuhan Allah terlebih dahulu, setelah itu beragamalah. 

Agama adalah syariat. Syariat berarti laku. Agama dimaksudkan untuk menyatukan manusia. Seseorang bisa merasakan kesatuan dengan alam lingkungan termasuk sesama makhluk hidup jika ia sudah kenal Tuhan yang menciptakan. 

Agama terdiri dari peraturan yang mengingatkan hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya berlakulah baik jika ingin dirimu diperlakukan baik. Perbuatan baikmu semata bermanfaat semata bagi dirimu sendiri. 

Kenali Tuhan

Bagaimana bisa kenal Tuhan? 

Ada pesan lainnya. Kenali dirimu, maka kau akan kenal Tuhanmu. Diri yang harus dikenali bukanlah diri yang umumnya disematkan oleh masyarakat sekitar. DIRI yang harus kita kenal adalah diri sejati. Selama ini kita mengidentifikasikan diri kita dengan nama, jabatan, gelar atau tokoh masyarakat.

Benarkah Tuhan bisa membantu kita? 

Tuhan sama sekali tidak bisa membantu kita saat dalam kesedihan dan penderitaan. Yang harus mengatasi kesedihan dan penderitaan adalah kita sendiri dengan berperilaku selaras dengan alam. Selaras dengan alam artinya bertindak atas dasar kepentingan bersama; Bukan hanya untuk diri sendiri. 

Tuhan sudah menyediakan segala sesuatu di alam ini untuk memenuhi kebutuhan manusia. Inilah sebabnya dalam doa kita tidak lagi meminta-minta seperti pengemis, tetapi BERSYUKUR atas segala sesuatu yang disediakan oleh Nya untuk memenuhi hidup kita. 

Bukan ujian

Penyebab menjadikan manusia sengsara adalah si manusia sendiri. Ulah keserakahan yang sejak zaman dahulu sampai sekarang penyebab kecelakaan atau musibah. Musibah banjir misalnya terjadi karena ulah manusia sendiri juga. Kita yang mesti menyesuaikan diri terhadap alam bukan mengatur alam atau bahkan merusaknya untuk kepentingan kenyamaman badan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline