Mengapa tidak mungkin? Banyak orang Yahudi cerdas. Suatu ketika, ada seseorang yang penasaran, apa penyebab keturunan Yahudi kebanyakan cerdas. Saat diamati secara teliti, sesungguhnya tiadk ada yang istimewa. Semua proses yang dilakukan oleh si ibu selama mengandung sangat sederhana dan alami. Semua yang diperbuat oleh si ibu hanya satu, sadari hubungan sangat erat antara ibu dan janin dalam kandungan. Satu lagi, lakukan proses pembentukan janin untuk jadi anak cerdas dengan telaten dan tidak bosan.
Dari hasil pengamatan, untuk melahirkan seorang anak yang cerdas, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: asupan makanan dan perilaku si ibu.
Makanan yang kaya gizi berkontribusi sangat besar dalam pembentukan kualitas kecerdasan otak. makanan yang kaya protein nabati dan hewani. Dari nabati berasal dari kacang-kacangan, kacang hijau misalnya. Tetapi memang harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan dari hewani berasal dari ikan.
Pada tradisi keluarga Yahudi ada suatu pengertian bahwa segala sesuatu yang terpikirkan oleh si ibu dapat dipastikan akan mempengaruhi kecerdasan si janin atau calon anak dalam kandungan. Dengan pemahaman ini, seorang ibu terus belajar segala sesuatu. Terutama mengerjakan soal matematik atau terus belajar bahasa atau pengetahuan yang lainnya. S ibu sadar bahwa saat ia berpikir tentang ilmu pengetahuan, si calon anak dalam kandungannya juga sedang menjalani proses pembelajaran.
Memang tidak mudah selama kurang lebih menjalani cara si ibu Yahudi agar anaknya menjadi berkualitas superior.
Dibutuhkan tekad yang amat kuat dari seorang ibu. Kesadaran bahwa pengorbanan yang dilakukan kurang lebih 9 bulan memang pantas dilakukan jika ia menginginkan anak yang berkualitas superior. 9 bulan jauh tidak berarti dibandingkan masa depan si anak selama sekian puluh tahun masa kehidupannya. Sebaliknya seorang ibu yang hanya makan seenak lidahnya dan tidak mau belajar sesuatu yang sekaligus juga mendidik si anak, ia cenderung hidup seenaknya. Jadi jangan menyesal jika nanti anaknya jadi anak tidak berkualitas.
Mungkin ada yang ber-argumen, Memang si ibu adalah Tuhan yang bisa merancang agar anak yang dikandungan menjadi cerdas dan pintar. Memang tidak ada, namun paling tidak kita berupaya agar anak yang dikandung menjadi cerdas atau superior. Adapun hasil kita serahkan kepada Dia. Ini yang disebut berupaya keras sesuai aturan untuk menjadi sehat dan cerdas dan hasil akhir adalah berkah dari Dia yang maha agung.
Perhatian si ibu terhadap janin sejak dini sangat berpengaruh terhadap kualitas anak. Makanan berprotein tinggi untuk pembentukan dan pertumbuhan otak bakal bayi. Pengaruh stress pada ibu dapat dipastikan mempengaruhi si janin. Selain itu, musik yang lembut juga menjadi faktor penunjang pembentukan anak superior.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H