Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Bahagia Dunia dan Akhirat...

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalimat yang sangat umum diucapkan orang, namun, benarkah orang memahami maknanya?

Jika orang memaknai dengan melimpahnya rejeki bendawi/harta dunia, kedudukan dan kekuasaan, jelas salah besar. Mengapa???

Kebahagiaan bukanlah didasarkan pada melimpahnya harta benda, kepintaran, kekuasaan dan keberhasilan dalam jabatan. Sebaliknya, semua keberhasilan dunia bahkan semakin menjauhkan dari kebahagiaan. Kebahagiaan yang seringkali dimaknai sekarang sesungguhnya bersifat semu. Kebahagiaan yang dimaknai keberhasilan materi dunia hanya kelegaan. Keinginan yang terpenuhi disebut kelegaan atau kesenangan. Sama sekali bukan kebahagiaan. Itu definisi kebahagiaan yang saya fahami. Jika ada yang berpendapat bahwa kebahagiaan seperti itu, maka itulah definisinya.

Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang bersifat abadi. Kebahagiaan tanpa sebab. Kebahagiaan yang berasal dari benda intangible. Mungkinkah bahagia di dunia dan di akherat atau di alam setelah kematian? Sangat mungkin.

Bahagia di dunia bahagia juga di alam setelah kematian.

Inilah kebahagiaan sesungguhnya. Bahagia di akherat atau di alam setelh kematian bisa diraih pada sat di dunia. Seseorang yang bisa mencapai ke-moksaan saat di dunia, ia peraih kebahagiaan sejati.

Kebahagiaan adalah kepuasan bathin seseorang. Kepuasan yang tidak lagi bergantung pada benda yang tidak abadi. Rasa bahagia seperti itu sangat sulit dijelaskan. Yang bisa dijelaskan adalah caranya. Inilah yang dimaksudkan oleh orang: MATILAH SELAGI MASIH HIDUP.

Kematian terhadap keinginan duniawi. Keinginan dunia berasal dari pikiran yang tidak puas atau tidak mensyukuri terhadap segala sesuatu yang diterimanya.

Matinya pikiran keinginan melahirkan pikiran berkualitas intelegensia. Pikiran yang berorientasi selaras dengan sifat alam. Kualitas pikiran yang lebih mementingkan kepentingan orang banyak. Suatu cara pikir yang lahir dari kedamaian diri.

Inner Peace, Comuunal Love, and Global Harmony.

Latihan pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan kedamaian dalam diri. Kita selalu gelisah karena tidak ada kedamaian dalam diri. Dalam diri kita selalu berkecamuk keinginan terhadap harta, wanita, dan tahta. 3 'ta' ini penyebab utama kegelisahan. Putuskan keterikatan pikiran terhadap 3 'ta' ini. Memutuskan bukan berarti kita tidak mencari uang. Uang harus dicari karena uang adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan keterikatan. Seorang yang tidak punya uang tidak akan bisa memutuskan keterikatan terhadap uang. Karena belum punya uang, apa yang mau diputuskan? Kedamaian diri terjadi jika seseorang sadar bahwa 3'ta' bukan alat untuk mencapa kebahagiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline