The Azkals adalah julukan Timnas Filipina yang dikenal selama ini. Tadinya julukan itu berawal dari warna Biru kostum Filipina sehingga mereka menamakannya dengan Azul Calle,warna Biru.
Kemudian mereka singkat menjadi Azcal yang justru memiliki arti lain dalam bahasa Filipina yaitu Asong Kayle yang berarti Anjing Jalanan.
Julukan itu lahir saat Filipina menjadi tuan rumah SEA Games 2005 dimana Timnas Filipina U23 berkiprah dan resmi mendapatkan julukan tersebut dari para suporter mereka.
Apapun julukan para suporter mereka yang jelas saat The Azkals menjalani laga tandang menghadapi Timnas Garuda yang dihuni para belia di Stadion Manahan Solo Sabtu (21/12) malam, mereka sudah berhasil menerapkan taktik cerdas untuk menundukkan skuad muda asuhan Shin Tae yong.
Cara tersebut identik seperti yang dilakukan Timnas Italia di final Piala Dunia 2006 di Jerman. Gli Azzuri saat itu menghadapi Prancis yang lebih diunggulkan menang. Skuad Italia tahu diri lebih underdog dari Prancis yang memiliki super star Zinedine Zidane.
Oleh karenanya mereka harus menerapkan taktik dengan cerdas. Sepanjang laga mereka selalu memprovokasi setiap duel-duel dengan para pemain Prancis. Begitu juga duel-duel panas pelanggaran Materazi terhadap Zidane, tapi pemain Prancis itu tidak terpancing.
Puncaknya adalah provokasi Matterrazi kepada Zidane dengan sebuah umpatan kepada Ibunda pemain Prancis itu sehingga berhasil membuatnya marah yang berujung kartu merah karena tandukannya kepada bek tengah Italia tersebut.
Momen itu seakan diulang dalam laga Indonesia menghadapi Filipina ketika gaya ala Materrazi diadopsi oleh sosok Amani Aguinaldo terhadap Muhammad Ferarri.
Provokasinya memeluk tubuh Ferarri dengan ketat saat terjadi kerumunan pemain di area penalti Filipina, berujung sebuah sikut mendarat di dada Aguinaldo. Bek tengah berusia 29 tahun itu yang juga kapten tim Azkals merespon dengan berlebihan berguling-guling sambil memegang wajahnya.
Wasit asal Jepang, Takasaki langsung memberikan kartu merah. Keputusannya tidak berubah walaupun sudah meminta ruangan VAR merivew kejadian tersebut.
Sejak menit ke-42 itu Timnas Garuda bermain dengan 10 pemain. Sungguh insiden yang tidak perlu terjadi. Dari awal padahal sudah diwanti-wanti jangan mudah emosi ketika terjadi provokasi. Namun bisa dimaklumi darah anak muda yang masih labil.