Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Menjadi Manusia Sempurna?

Diperbarui: 21 Mei 2024   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by Dok Pribadi

Menjadi manusia sempurna? Sebuah pertanyaan yang jawabannya sangat mudah. Tidak mungkin. Manusia itu adalah tempatnya segala kekurangan. Tidak ada yang sempurna kecuali Allah, Dzat Yang Maha Sempurna. 

Bagaimanapun sosok manusia yang terus berusaha keras untuk mencari kesempurnaan, maka hanya akan membuat hati menjadi kecewa karena tidak mungkin berhasil. 

Manusia itu selalu merasa kurang. Buktinya banyak manusia yang sulit untuk bersyukur, karena selalu merasa kurang. 

Jika sudah berhasil mencapai semua yang diinginkan, maka dia tetap belum puas atas dahaga nafsunya. 

Oleh karena itu akan terus mengejar hal lain agar kepuasannya terpenuhi. Begitulah seterusnya, tidak pernah ada akhirnya. 

Mereka itu seakan sedang mengejar kesempurnaan yang semu. Karena hal itu sebenarnya bukanlah jawaban bagi kita yang ingin mencapai hidup bahagia. 

Lebih banyak bersyukur dan berbesar hati menerima semua kekurangan yang dimiliki adalah lebih baik. 

Hal itu menggambarkan wujud dari seorang hamba yang taat dan tahu diri. Mampu menempatkan posisi sebagai hamba di depan Khaliqnya. 

Kesempurnaan dan ketidaksempurnaan hanyalah ilusi yang dibuat berdasarkan kriteria sendiri. 

Sehingga banyak yang melupakan rasa terima kasih bagi diri sendiri dan rasa syukur yang terpanjat kepada Allah. 

Padahal dengan senantiasa bersyukur kepada yang Maha Sempurna itu yang akan membuat hati ini menjadi tenang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline