Puisi usai puasa, jangan sampai doa-doa malam kembali tersimpan di kotak hati. Jangan sampai laci ingatan terbuka untuk menyimpan lagi dzikir-dzikir syahdu dan khusyu.
Jangan biarkan longgar kembali tali kekangan hawa nafsu dan tetaplah tidak membiarkannya kembali berkeliaran mencari mangsa.
Puisi usai puasa ketika sebulan jiwa ditempa dengan ilmu dan pengetahuan menjadi kaya dan matang.
Jangan sampai semua kembali mentah seperti remah-remah jiwa yang miskin.
Puisi usai puasa harus berisi jiwa-jiwa yang kembali ke fitrahnya. Kembali kepada harapan dan doa agar Allah menjadikan hamba-hamba pilihanNya di Taman Surga.
Kembali kokoh mempertahankan jiwa yang tangguh hasil tempaan Ramadan yang penuh BerkahNya.
Puisi usai puasa harus berisi diksi-diksi semangat Ramadan yang terbawa ke momen Syawal.
Tertinggal di dalam jiwa, terekam dalam ingatan yang kekal.
Puisi usai puasa adalah puisi jiwa kemenangan. Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
@hensa17.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H