Formasi skuad Garuda Muda yang kerap digunakan coach Indra Sjafri adalah 4-3-3. Pola tersebut menjadi pakemnya selama ini.
Dalam dua laga di grup F, formasi 4-3-3 menjadi pilihan Indra Sjafri ketika Garuda Muda bertemu Kirgistan dan Chinese Taipei.
Dengan formasi 4-3-3 yang agresif Timnas Indonesia U23 menerapkan pola serang dengan dominasi penguasaan bola.
Hal itu wajar karena kedua tim dianggap memiliki level yang seimbang dengan skuad Garuda Muda. Bahkan Tim Chinese Taipei relatif ada di bawah kita.
Menghadapi Korea Utara tentu saja formasi itu tampaknya tidak tepat karena skuat mereka lebih kuat dalam menyerang dibandingkan Garuda Muda.
Ketika menghadapi Kirgistan coach Indra Sjafri menurunkan trio Egy Maulana Vikri dan Ramai Rumakeik sebagai winger.
Sementara Titan Agung berperan sebagai striker tunggal di depan. Sosok Titan ini satu satunya striker setelah Ramadhan Sananta tidak bisa gabung karena tidak mendapat restu dari klub nya.
Trio ini tidak mampu menjebol gawang Kirgistan dalam 45 menit babak pertama. Trip penyerang tersebut benar-benar mandul tidak berkutik menghadapi benteng pertahanan Kirgistan.
Pada babak kedua Titan Agung diganti oleh Hugo Samir yang sebenarnya dia ini juga adalah seorang winger.
Namun dalam laga itu Samir berperan sebagai striker bergantian dengan Egy sehingga mereka menerapkan model False Nine.
Ramai Rumakiek sendiri tetap beroperasi di sisi sayap kiri. Pergerakan nya lumayan merepotkan barisan pertahanan lawan.