Apa kabar Ibu dan Ayah di Kampung Halaman? Sebuah pertanyaan yang menggambarkan sebuah kerinduan seorang anak kepada ibu dan Ayahnya.
Ibu, bagiku adalah segala petuah yang sangat berharga. Masa kecil dulu di Kampung Halaman, aku selalu teringat bagaimana Ibu selalu membimbingku belajar membaca dan menulis serta mengaji Al Quran.
Ayah adalah panutan ketegasan dan disiplin yang selalu beliau terapkan kepadaku sejak aku kecil. Ayah selalu memberikan contoh bagaimana disiplin waktu.
Dalam hal pergaulan bersama sesama teman, bagaimana Ayah mengajariku berani bertanggung jawab.
Teringat ketika masih sekolah SD, aku pernah memukul teman kelasku hingga dia menangis hanya karena dia merebut buku gambarku.
Ketika Ayah tahu tentang hal itu, maka Ayah mengajariku untuk meminta maaf kepada teman yang aku pukul tersebut.
Memukul teman bukan perbuatan yang baik untuk itulah aku harus minta maaf kepada temanku.
Dalam hal menjalankan ibadah agama, bagaimana Ibu mengajariku saat masih kecil dulu latihan berpuasa di Bulan Ramadan.
Bangun malam ikut makan sahur dan paginya ikut pula berpuasa sampai waktu Dhuhur. Lalu berbuka dengan makan siang yang sudah disiapkan Ibu.
Selanjutnya aku kembali berpuasa sampai waktu Ashar, lalu berbuka. Demikian seterusnya hingga waktu Maghrib untuk ikut berbuka bersama Ibu dan Ayah.
Saat itu model puasaku itu sering disebut sebagai Puasa Bedug dimana setiap bedug berbunyi aku berbuka puasa.