Tobat sebelum terlambat adalah ajakan yang sangat bijak. Renungan Ramadan yang menjadi kajian sangat penting untuk kita dalami dengan baik.
Tobat itu merupakan tindakan kembali dari jalan yang menjauhkan diri dari Allah menuju ke jalan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Hamba yang menyadari untuk bertobat sesungguhnya telah mengawali perjalanannya menuju kunci kebahagiaan bagi para Pengharap Ridho Allah.
Momen Ramadan ini bisa menjadi saat yang tepat bagi para Pengharap Ridho Allah untuk bertobat. Hal ini karena Bulan Ramadan adalah bulan penuh dengan Ampunan dari Allah.
Tobat itu memiliki esensi yaitu kembali dari jalan yang jauh menuju jalan yang dekat. Esensi tobat itu adalah rasa takut dari Murka Allah dan penyesalan.
Dari sini akan memancar sinar kebersihan yang selalu menerangi setiap langkah hamba sehingga dia mewaspadai setiap langkahnya yang menyesatkan.
Tumbuh pula sikap untuk memperbaiki segala kekeliruannya dan penuh kesungguhan meninggalkan semua perbuatan dosa-dosanya pada masa lalu.
Tobat juga harus memiliki prinsip dasar keimanan yang membuat terpancarnya cahaya ma'rifat. Dengan demikian seorang hamba mampu menggapai kesempurnaan dari tobatnya.
Jika esensi tobat itu telah kita pahami dan hayati dengan baik, maka tobat itu adalah kewajiban setiap hamba dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari.
Tobat menjadi wajib karena pada dasarnya manusia itu adalah tempatnya berbuat salah dan dosa. Rasulullah SAW saja setiap hari mengucapkan Istigfar sebanyak minimal 70 kali sebagai wujud pertobatan.
Ada satu hal yang bisa menjadi motivasi kita untuk selalu bertobat yaitu datangnya kematian yang kita tidak tahu kapan hadirnya. Mengingat kematian membuat kita menyegerakan bertobat.
Kematian adalah persoalan besar luar biasa yang tidak boleh dianggap remeh. Karena kematian adalah Pintu menuju Alam Kekal tujuan kita semua.