"Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (Q.S. An-Nisaa : 1).
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam" (HR. Bukhari).
Untaian kalimat-kalimat dalam Kitab Al Quran dan hadis tersebut sudah cukup jelas. Firman Allah dan sabda RasululNya itu menjadi pedoman bagi umatnya untuk saling menjaga hubungan baik di antara kita.
Selain hubungan baik di antara kerabat dekat juga hubungan baik bagi sesama manusia. Itulah makna sesungguhnya dari kemampuan kita memaknai hari Idul Fitri, hari dimana para jiwa berhasil meraih kemenangan.
BACA JUGA : Idul Fitri dan Kebersihan Hati.
Momen Lebaran atau Idul Fitri ini adalah waktu yang baik untuk kembali menjalin hubungan baik di antara karib dan kerabat dekat maupun kerabat jauh. Saatnya kembali menjalin tali silaturahmi.
Terutama kerabat dekat yang sudah dua tahun ini tidak pernah dikunjungi karena alasan pandemi covid19, maka inilah saatnya beranjang sana kepada mereka.
Bagi mereka yang masih memiliki orang tua, sudah dipastikan saatnya mudik bersilaturahim kepada orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita.
Memuliakan orang tua adalah kewajiban bagi anak-anak. Berbahagialah bagi mereka yang saat ini masih memiliki orang tua, syukur masih lengkap dengan Ibu dan Ayah.
Beliau-beliau ini adalah ladang bagi kita untuk meraih Ridho Allah dengan cara mengabdi sepenuhnya kepada mereka. Restu orang tua adalah gambaran dari ridho dari Allah.