Ditengah-tengah kesibukan Shin Tae-yong mempersiapkan Timnas Garuda Muda untuk menghadapi ajang Piala AFF U-23 di Kamboja pada 14-26 Februari 2022, pelatih asal Korea Selatan ini tersinggung dengan ucapan salah seorang Exco PSSI dalam acara evaluasi Timnas Indonesia.
BACA JUGA : Gonjang-ganjing Sepak Bola Malaysia Semakin Panas
Haruna Soemitro, salah satu Exco PSSI sempat mengkritik tajam hasil dari kinerja Shin Tae yong di ajang Piala AFF 2020 (2021) di Singapore pada Desember tahun 2021 yang lalu.
Statement Haruna sudah banyak berkeliaran di medsos maupun media cetak dan online sehingga tidak perlu lagi disampaikan dalam artikel ini.
Sepak Bola Hanya Butuh Juara Bukan Proses
Kritik tajam ditujukan kepada coach Shin bahwa kalau Timnas hanya runner up, lalu apa bedanya dengan hasil yang sudah dicapai oleh pelatih-pelatih terdahulu?
Dia juga mengkritik bahwa sepak bola itu yang yang utama adalah hasil bukan proses. Muaranya adalah juara tidak peduli dengan prosesnya seperti apa. Demikian anggapan yang diutarakan Haruna Soemitro.
Haruna tidak peduli dengan proses. Ini adalah paham yang selama ini dianut beberapa pengurus PSSI yang ngebet ingin juara dengan cara-cara instan.
Juara tanpa proses sungguh tidak masuk akal. Prestasi bisa diraih dengan mengejarnya secara instan juga tidak masuk akal. Kita makan mie instan saja harus melalui proses dengan memasak dan merebusnya terlebih dulu.
Bagi sebagian pendukung Timnas Garuda, kritik tersebut dianggap sangat kontroversi. Namun sebenarnya isi dari kritik itu adalah hal yang biasa saja yaitu mempertanyakan hasilnya yang hanya runner up. Fakta memang berbicara hanya mampu juara kedua.