Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Puisi: Kesendirian di Tengah Keheningan Dini Hari

Diperbarui: 28 November 2021   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by Pixabay

Ruh itu suci ketika diciptakan untuk pertama kalinya. Lalu setelah hampir dekat dengan tujuh dasa warsa masihkah Ruh itu tetap suci? Pertanyaan yang terlalu naif untuk ditemukan jawabannya. 

Apa yang pernah aku ingat pada dasa warsa pertama adalah kepolosan dalam mempelajari kehidupan. Perjalanan berlanjut menuju pencarian jati diri dan karakter jiwa pada setiap episode ke episode lanjut. 

Banyak aku temui onak munafik dan duri dengki yang terbungkus senyum kepalsuan. Semuanya tumbuh subur di sekililingku dan di setiap sudut lubuk hatiku. 

Rayuan maut birahi menggoda pada setiap kesempatan. Kerakusan terus menumbuhkan hasrat korup dalam setiap helaan nafas. Sangat menggoda kuat untuk meruntuhkan pertahanan Iman dan Keyakinan. 

Masihkah Ruh itu bisa bertahan dengan kesuciannya? Bagaimana bisa Ruh itu akan tetap suci dalam menjalani kehidupan di kefanaan ini? Saat jasad kasar berlumpur dengan dosa, apakah Ruh itu tetap suci? 

Tubuhku tak berdaya di tengah keheningan dini hari. Aku melihat Ruhku terbang ke Langit meninggalkan jasad kotorku. Ruh itu tetap suci dalam genggamanNya. SubhanAllah. 

@hensa. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline