Bayu Gandana pada pagi Subuh itu masih bertafakur di lantai Masjid Padepokan Cisadane. Dengan khusyu anak muda ini bedzikir mengharapkan segala doa-doanya dikabulkan Allah.
Dua hari yang lalu Bayu baru saja tiba di Padepokan yang sekaligus Pesantren miliki Kiyai Usman Bisri. Beliau adalah sahabat dari Guru Bayu Gandana yang ada di Anyer, yaitu Kiyai Furqon.
Bayu membawa amanat dari Kiyai Furqon. Amanat ini sangat rahasia karena menyangkut sebuah rencana pemberotakan terhadap kaum penjajah Belanda.
Tokoh yang menentukan dalam rencana pemberontakan terhadap kaum Kolonial ini adalah Kiyai Haji Wasid. Ulama asal Cilegon yang pernah belajar di Mekkah pada Syekh Nawawi al-Bantani, kemudian mengajar di pesantrennya di Kampung Beji, Cilegon.
Beliau ini yang memberikan arahan kepada para ulama di sekitar Banten termasuk Kiyai Furqon, Guru dari Bayu Gandana.
Usai Subuh itu, Bayu masih sempat berbincang di teras Masjid dengan Kiyai Usman Bisri.
"Sebulan yang lalu juga kami kedatangan utusan Kiyai Haji Wasid dari Cilegon. Mereka sama ingin mengajak berjuang untuk rakya Banten," kata Kiyai Usman dengan suara berwibawa.
"Benar Kiyai."
"Bagaimana kabar Kiyai Furqon nak?"
"Alhamdulillah baik-baik. Sebenarnya Beliau ingin sekali bersiraturahmi ke Cisadane Tangerang ini namun masih banyak yang harus diurus di Padepokan." Bayu menjelaskan keinginan Gurunya berkunjung menemui Kiyai Usman Bisri.