Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Cerpen: Mafia Kebun Tebu

Diperbarui: 27 Juni 2021   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by AFP Photo/Prakash Singh 

"Pak Solihin, seharusnya kita tidak lagi membiarkan Broto melakukan sabotase lagi." Kata Karyono, wakil manajer pabrikasi.

"Iya tapi kita tidak punya bukti. Apalagi saksi," suara Solihin datar menanggapi pendapat wakilnya di unit pabrikasi itu.

"Jangan khawatir, saya punya saksi mata yang bisa kita pertemukan dengan Pak GM!" Suara Karyono dengan tekanan suara yang mantap.

Ruangan berpendingin AC itu mendadak panas ketika mereka berdua memperbincangkan masalah tebu terbakar yang berkaitan dengan Brotodewo. 

BACA JUGA : Sebuah Permintaan

Karyono Ariadi adalah wakil manajer pabrikasi di bawah Solihin yang menjadi manajer. Mereka sudah lama berpartner sejak dari Pabrik Gula (PG) dengan kapasitas kecil hingga PG yang sekarang mereka tangani ini yang kapasitasnya cukup besar.

Boleh dikatakan Solihin dan Karyono ini sudah seperti kakak beradik saking seringnya mereka berpartner dalam penugasan dari PG ke PG.

Karyono memang berusia jauh lebih muda dari Solihin. Namun masa kerja Karyono juga hampir sama dengan Solihin. Kemampuan teknis dan skill dalam manajemen juga cukup lumayan tidak kalah dengan Solihin.  

Sehingga dia sebenarnya pantas sudah duduk sebagai manajer pabrikasi. Tetapi tradisi di PG adalah harus mengikuti urutan kacang. Karyono pun akhirnya harus menunggu giliran seniornya lengser.

Selama Solihin masih menjabat maka Karyono tidak bisa promosi. Kecuali mengisi jabatan yang kosong di PG lain. Hal yang tidak mudah karena proses regenerasi di PG lain juga sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline