Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Puisi: Coba Terka?

Diperbarui: 13 Mei 2021   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by Istockphoto

Dalam diamku yang terkatup dan tatapku yang tajam. Katakan, jiwaku melangkah masih tetap tegap, utuh seusai Ramadhan itu. 

Biarkan semakin tulus senyumku,semakin ikhlas hatiku. Semakin ramah dan lembut tutur kataku.

Dalam diamku yang terkatup dan tatapku yang tajam. Biarkan dengan rakus detik-detikku, melahap tarik nafasku.

Biarkan irama sumbang detak jantungku. Makin lemah dan berhenti bernyanyi. Biarkan, senyum bibirku terkulum lega.

Saat kutinggalkan kefanaan. Akan kucabik pengoyak dunia yang mencoba menyuap imanku di dada.

Aku pengembara yang tak mau menunda. Perjalanan menuju ridhoNya (jikapun aku melepas dahaga maka itu hanya karena,
aku sibuk berbenah kembali jati diri agar rapi tertata). 

Suatu hari seperti biasa, dialog hatiku berkata, aku sarapan pagi sepiring doa (Tuhan ALLAH kepadaMu hidup dan matiku). 

Coba terka!

Dari mana kita ada
kemana kita tiada
diantara waktu dan masa
semakin silam dan fana
pada saat itu dimana kita berada

Coba terka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline