Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Cinta Terlarang Sangkuriang kepada Dayang Sumbi, Sebuah Pesan Cerita Rakyat

Diperbarui: 10 Januari 2021   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Tangkuban Perahu (Foto Kompas.com/Kristianto Purnomo) 

Cerita rakyat yang sangat legendaris terutama bagi rakyat Jawa Barat ini adalah Sangkuriang yang mencintai ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Legenda ini banyak mengandung pesan moral bagi kehidupan kita sehari-hari. 

Pada intinya legenda ini mengisahkan hidup Dayang Sumbi, putri seorang Raja yang bernama Raja Sungging Perbangkara. Kecantikan Sang Putri ini menimbulkan rebutan para Bangsawan sehingga menimbulkan keonaran di antara mereka. 

Akibatnya suasana Kerajaan menjadi ajang permusuhan dan keonaran. Ini jelas tidak disukai oleh Dayang Sumbi yang menyukai kedamaian. Putri cantik inipun akhirnya mengungsi ke sebuah hutan dengan hanya ditemani seekor anjing yang bernama Tumang, ternyata anjing ini adalah titisan Dewa. 

Dayang Sumbi mengungsi ke hutan untuk menghindarkan terjadinya perpecahan dalam Kerajaan Sang Ayah. Pesan moral yang sangat luhur dari tindakannya adalah berkorban untuk kebaikan orang tua demi persatuan dan kesatuan Kerajaan.  

Selama di hutan, Dayang sumbi kegiatannya menenun kain. Ketika salah satu alat tenunnya jatuh, Putri ini malah bersumpah siapa saja yang mengambilnya akan dijadikan suaminya. Ternyata anjing Tumang itu yang mengambilnya. 

Karena Dayang Sumbi malas mengambil alat tenun yang terjatuh tersebut, maka dia harus menepati sumpahnya menikahi seekor Tumang, seekor anjing titisan Dewa. Perbuatan malas menjadi sebab fatal dari sumpah yang sembarangan.  

Pesan moral dari kejadian ini adalah malas itu tidak berguna bahkan membuahkan malapetaka. Juga tidak boleh sembarangan dengan mudah mengucapkan sebuah sumpah yang kelak harus ditepati. 

Sangkuriang lahir dari pernikahan Dayang Sumbi dengan titisan Dewa, Si Tumang. Seorang putra yang gagah mempunyai hobi berburu. Apalagi Ibunya sangat menyukai hidangan dari hati seekor Rusa, maka hal ini membuat Sangkuriang semangat dalam berburu Rusa. 

Sangkuriang membunuh bapaknya sendiri yakni Si Tumang dan berbohong kepada ibunya dengan menyebutkan daging hati Tumang yang dibawanya itu adalah hati seekor Rusa. 

Peristiwa pembunuhan Tumang terjadi sebagai akibat kemarahan Sangkuriang karena perintahnya tidak dituruti anjing titisan Dewa itu yang juga ayah Sangkuriang. Hal ini memberikan pesan moral berharga untuk bisa menahan amarah agar tidak mengakibatkan kejadian fatal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline