Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Cerpen: Selingkuh

Diperbarui: 25 September 2020   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto Pixabay

Sebuah Cafe di Jalan WR Supratman terasa sejuk udaranya karena hujan baru saja reda pada sore itu. Episode cerita pilu sahabat hatiku tersaji di depanku. 

BACA JUGA : Dialog Singkat di Kantin Kampus Jatinangor

Kisah ini diawali ketika sore itu seperti biasa Kinanti menelpon Eko untuk pulang bersama. Namun kali ini Eko tidak bisa pulang karena harus mengerjakan laporan yang belum selesai. Eko mempersilahkan Kinanti pulang duluan.

Kinanti rupanya tidak langsung menuju tempat parkir dimana mobilnya berada.  Tetapi dia malah menuju arah Gedung Fakultas dimana Eko saat itu bekerja.

Memang Gedung Fakultas mereka berdekatan hanya menyebrang jalan lalu berbelok ke arah kanan. Entah ada perasaan ingin tahu saat itu dalam diri Kinanti.

Sebenarnya apa yang sedang dikerjakan Eko di ruang tempat kerjanya. Saat itu Kinanti hanya ingin menemani calon suaminya yang sedang kerja lembur.

Suasana koridor di Gedung Fakultas itu sudah mulai sepi maka Kinantipun berjalan menelusuri koridor itu menuju Ruang Kerja Eko.

Kinanti berdiri di depan pintu namun dia ragu mengetuk pintu itu. Karena sayup-sayup terdengar suara-suara aneh dari seorang wanita yang sepertinya sedang dicumbu.

Kinanti terkejut melihat yang sedang mereka lakukan. Eko lebih terkejut lagi melihat Kinanti sudah berada di depan pintu. Ya Tuhan, Kinanti masih sempat melihat Irma sedang merapikan kembali pakaiannya.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Kinanti. Dia hanya memandang Irma dan Eko lalu bergegas meninggalkan mereka berdua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline