Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Cerpen: Cerita di Beranda Rumah Kinanti Puspitasari

Diperbarui: 10 September 2020   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Beranda Rumah (Sumber Foto Dekoruma.com)

Menghadiri Rapat Kerja di Jakarta pada hari Kamis dan Jumat adalah hal yang sangat menguntungkan karena Sabtu dan Minggunya aku bisa sowan menjenguk Ibu di Bandung sekalian kangen pulang kampung.

BACA JUGA : Ada Asa Tersisa di Bandara Juanda

Ada satu hal lagi yaitu aku ingin bertemu Kinanti. Aku sengaja tidak memberi kabar kepada Kinanti kalau Sabtu akhir bulan ini ke Bandung sekedar membuat kejutan kecil.

Benar saja, Kinanti terkesima ketika tiba-tiba aku sudah berdiri di depan pintu beranda rumahnya.

"Hai Alan wah kejutan.  Kamu kok tidak memberi khabar terlebih dulu!"  Kata Kinanti terlihat senang sambil memandangku tak berkedip.

Mata yang indah itu seolah berbicara rasa bahagia. Ya Kinanti memiliki mata yang indah. Salah satu yang aku kagumi dari kecantikan wanita ini adalah matanya yang teduh mendamaikan hati.

Sewaktu SMA dulu aku sangat mengagumi kecantikan Kinanti dan kepribadiannya yang lembut. Aku mencoba melakukan pendekatan untuk meraih cintanya.

Kinanti adalah gadis yang istimewa bagiku. "Cap playboy" Alan Erlangga saat itu yang telah merusak pendekatanku kepada Kinanti. Aku benar-benar ditolak mentah-mentah oleh Kinanti.

"Alan lebih baik kita bersahabat seperti selama ini," kata Kinanti saat itu. Aku pikir benar katanya lebih baik bersahabat.

Hubungan yang tulus tanpa pamrih adalah persahabatan. Hubungan yang tidak pernah berujung pada kebencian adalah persahabatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline