Di Pelaminan itu, aku melihat bagaimana tatapan Listya ketika Kinanti kuperkenalkan kepadanya. Tatapan yang seolah menanyakan : "Pak Alan inikah wanita itu?" Listya seolah ingin mengatakan itu.
Ruang tunggu Stasiun Gubeng Surabaya Kota sepagi ini suasananya sudah hiruk pikuk. Aku masih duduk di ruang tunggu kedatangan.
Hari ini Kinanti Puspitasari berkunjung ke Surabaya untuk menghadiri Workshop tentang Tanaman Obat di Kampusku.
Sewaktu berjumpa dalam acara simposium farmakologi di Bandung beberapa waktu yang lalu, aku berjanji menjemput Kinanti di Stasiun Gubeng dan menemaninya selama di Surabaya.
Duduk di Ruang tunggu selalu membawa pikiran kemana-mana. Di tengah hiruk pikuk orang-orang yang berpergian itu lamunanku tertuju kepada Daisy Listya. Gadis ini dua hari lagi melangsungkan pernikahannya.
BACA JUGA : Di Antara Dua Bidadari
Mengingat Daisy Listya, gadis cantik ini rasanya baru kemarin aku membimbingnya sebagai mahasiswa skripsi hingga akhirnya dia lulus.
Teringat saat-saat kesibukan di laboratorium bersamanya. Aku benar-benar terperangah ketika berbincang atau mendengarkan tutur katanya.
Ketika dia tersenyum atau tertawa, gadis ini sangat lembut hatinya. Aku merasakan aura kecantikan hatinya.
Hatiku terasa damai tentram karena mendengar tutur kata lembut gadis ini begitu mempesona.