Memang sudah lama sekali. Empat puluh empat tahun yang lalu. Kita ditakdirkan kembali bertemu.
Memandang wajahmu tidak banyak yang berubah. Masih seperti gadis manis semampai berambut panjang.
Kamu masih seperti dulu, sama seperti saat berusia 15 tahun waktu itu dan aku 16 tahun.
Memandang wajahmu, aku jadi teringat surat cinta yang aku buat untukmu, surat cinta yang pertama kali aku buat dengan bersusah payah.
Bermalam-malam merangkai kata dan kalimat agar indah dibaca. Berlembar-lembar kertas aku robek karena aku ragu dengan surat pertama yang aku buat ini.
Pada pagi saat aku bertemu denganmu di depan kelas namun aku ragu memberikan surat ini.
"Hai Hen!" Kamu menyapaku sambil tersenyum.
"Hai Rika!" Kataku yang keluar dari bibirku hanya itu.
Dan surat itu masih belum aku berikan padamu. Maka ketika bel masuk berbunyi akhirnya kita menuju kelas masing-masing. Hilanglah sudah kesempatan baik itu.
Aku kembali harus menunggu kapan surat itu harus kuberikan padamu. Akhirnya buku Sejarah yang telah menolongku mengantarkan surat itu kepadamu.