Malam itu Bayu Gandana hanya sempat sebentar memejamkan mata. Diantara sadar dan tidak sadar, Bayu mendengar suara-suara aneh yang berasal dari sebelah jendela kamar tidurnya.
Rumah kedai ini memang berbatasan langsung dengan pinggiran hutan yang mereka sebut Leuweung Hideung.
Nama yang mengesankan hutan angker penuh dengan misteri dunia hitam dan segala sesuatu yang beraroma mistis hitam.
BACA JUGA : Ombak Putih Selat Sunda
Suara-suara aneh itu berasal dari hutan tersebut. Bayu masih memperhatikan dengan seksama suara orang kesakitan atau suara teriakan orang minta tolong.
Suara itu berganti-ganti lalu juga terdengar suara burung hantu dan lolongan serigala dari hutan itu. Satu suara lagi yang membuat Bayu terkejut adalah auman Si Raja Hutan. Sungguh benar hutan itu memang sangat angker, pikir Bayu.
Seperti diceritakan pemilik kedai ini bahwa Leuweung Hideung selain banyak dihuni binatang buas juga penuh dengan iblis dan mahluk halus.
Penduduk desa tidak pernah berani melintasi hutan itu walaupun siang hari.
Hampir setiap bulan selalu saja ada korban. Biasanya korban-korban itu adalah para pendatang di desa itu yang kemudian melanjutkan perjalanan melintasi hutan itu.
Hari sudah hampir Fajar. Entah berapa lama Bayu tertidur ketika dia dikejutkan oleh suara ledakkan kecil yang berasal dari teras di depan rumah.
Terdengar ada keributan kecil lalu Bayupun keluar menuju teras depan itu. Bayu melihat sudah ada Pak Tua dan Kakek itu bersama dua orang pembantu lelaki rumah ini.