Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Timnas Garuda Harus Belajar Sepak Bola dari Thailand dan Filosofi Johan Cruyff

Diperbarui: 11 September 2019   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evan Dimas, Stefano dan Beto (Foto The AFC.com) 

Timnas Garuda memang harus belajar banyak bagaimana memainkan sepakbola dengan menggunakan kecerdasan otak bukan sekedar banyak berlari. Hanya dengan kecerdasan prima seorang pemain akan berada di tempat yang tepat di saat yang tepat tidak terlalu awal namun juga tidak terlambat. Filosofi Cruyff yang tidak pernah lekang oleh waktu.

Gelora Bung Karno menjadi saksi bisu kegagalan Timnas Indonesia meraih poin pada dua laga awal Kualifikasi Piala Dunia 2022. Garuda di bawah asuhan Simon McMenemy ini mengalami dua kekalahan beruntun yaitu kalah 2-3 dari Malaysia Kamis (5/9/19) dan 0-3 dari Thailand Selasa (10/9/19).

Dengan demikian Thailand meraih poin penuh dalam pertandingan Grup G sedangkan bagi Indoensia merupakan kekalahan kedua yang dialami mereka. 

Setelah kebuntuan di babak pertama, pada babak kedua Supachok Sarachat mencetak dua gol pada menit ke-55 dan ke-72. Satu gol lainnya dihasilkan oleh hadiah tendangan penalti pada menit ke-64 oleh Theerathon Bunmathan (Aseanfootball, 10/9/19).

Sudah pasti hasil dua laga kandang yang nihil ini merupakan kekecewaan sangat pedih bagi para Fans Garuda. Bahkan malam itu ketika Indonesia dibantai Thailand 3 gol tanpa balas banyak supporter yang mulai berteriak, "Simon out!"

Simon McMenemy (Foto Goal.com) 

Kendati demikian, Simon McMenemy menegaskan bahwa dirinya tidak akan menyerah dengan lempar handuk. Dia masih merasa layak sebagai pelatih Timnas Garuda. Usai laga malam itu ketika Garuda kalah 0-3 dari Thailand Simon berkata seperti dilansir Goal.com (10/9/19) :  

"Suporter selalu memiliki opini mereka sendiri, tapi tidak mewakili 250 juta masyarakat yang ada. Ini sepakbola, memang seperti ini, dan tidak mengejutkan. Saya paham ini kandang, tapi kami menghadapi tim dengan salah satu gelandang terbaik yang bermain di Liga Jepang."

"Saya khawatir dengan reputasi, dan ekspektasi di luar sana, ketika suporter menyoraki pemain sendiri sementara mereka tengah berjuang. Kadang ekspektasi memang tidak realisitis. Kalau ingin realistis, kenapa kita tidak menjuarai Piala Dunia? Mungkin memang kita tidak berada di pesawat yang sama." Demikian kata Simon McMenemy mengungkapkan perasaannya seperti dilansir Goal.com (10/9/19).

Dalam laga malam itu sudah sangat nampak bahwa Thailand memang memiliki kualitas permainan di atas Indonesia. Skuad mereka jauh lebih berpengalaman dengan beberapa pemain yang merumput di kompetisi J-League, Jepang seperti Chanathip Songkrasin yang jadi andalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline