Kejutan terjadi dalam laga semi final kedua yang mempertemukan Chile melawan Peru, Kamis (4/7/19) pukul 7.30 WIB, berlangsung di Arena Do Gremio Porto Alegre. Chile yang lebih diunggulkan sebagai juara bertahan harus bertekuk lutut dari Peru dengan skor yang cukup menyolok 3-0 tanpa balas.
Dengan kemenangan ini Peru lolos ke final akan berhadapan dengan tuan rumah Brasil yang dalam semi final lainnya mengalahkan Argentina 2-0. Final akan berlangsung pada Senin (7/7/19) pukul 02.00 WIB di Stadion Jornalista Mario Filho ( Maracana).
Gol pertama Peru terjadi pada menit ke-21 hasil tendangan kaki kiri Edison Flores. Berawal dari Carrillo yang mengirim umpan silang ke arah tiang jauh yang dilanjutkan oleh tendangan Flores dengan sentuhan pertama (Foxsports.com 4/7/19).
Peru berhasil menggandakan keunggulan 2-0 dalam waktu 17 menit kemudian. Proses gol kedua ini terjadi berawal dari Carrillo yang mampu melewati bek kiri Chile lalu kiper Gabriel Arias meninggalkan gawang dan lari ke arah Carrillo di sisi kiri pertahanan Chile. Bola oleh Carrillo dilambungkan tinggi ke area tengah dan Yoshimar Yotun dengan leluasa menembak bola menembus gawang kosong yang ditinggalkan Gabriel Arias. Paolo Guerrero mencetak gol ketiga setelah lolos dari jebakan off side.
Hingga turun minum Peru sudah unggul 2-0. Chile walaupun terus berupaya melakukan serangan bertubi-tubi namun Peru tetap kokoh bertahan. Paling sedikit ada 3 peluang emas dari Alexis Sanchez, Arturo Vidal dan sundulan yang membentur tiang gawang. Kiper Peru, Pedro Gallese terlalu tangguh untuk ditundukkan. Bahkan Chile mendapatkan hadiah penalti namun lagi-lagi kiper Peru ini berhasil menggagalkan tendangan penalty dari Eduardo Vargas.
Apa yang berhasil dicapai Peru ini benar-benar diluar prediksi para pengamat yang lebih menjagokan Chile. Dalam laga ini, Pelatih Peru asal Argentina, Ricardo Gareca dengan cerdik mempertahankan formasi yang sama dengan skuad saat pertandingan melawan Uruguay.
"Kami dalam kondisi untuk menghadapi pertandingan semacam ini. Saya merasa sangat identik dengan tim. Mungkin nanti kita akan memiliki satu permainan yang lebih baik daripada yang lain, tetapi kita dapat bermain lebih baik. " Demikian kata Gareca pada konferensi pers sebelum laga tersebut berlangsung seperti dilansir Copaamerica.com (2/7/19).
Gareca harus mendesain ulang strating elevennya ketika kehilanga Jefferson Farfn karena cedera setelah laga melawan Brasil. Racikan barunya bermain dengan baik saat bisa menahan Uruguay dalam laga diperempat final.
Garcia melakukan perubahan dalam pertahanan dan lapangan tengah, terutama karena ingin memberikan dinamika lain dari formasi yang diterapkannya yaitu 4-2-3-1. Formasi ini sudah lama diterapkan seperti formasi yang digunakan di Rusia selama Piala Dunia 2018.
Dengan menempatkan Paolo Guerrero sebagai striker tunggal di depan dan mobilitas absolut untuk menutupi front penyerang, Gareca menempatkan di lini tengah Edison Flores dan Andr Carrillo, dua pemain terampil dengan teknik, kecepatan, dan visi yang baik dalam penjabaran permainan ofensif.
Walaupun Chile menguasai permainan hingga 63 persen namun mereka melakukan serangan tidak efeltif dan penyelesaian akhir yang buruk. Demikian pula transisi lini tengah mereka yang sering terlambat. Gol ketiga Peru terjadi akibat transisi yang lambat. Sebaliknya Peru bermain efektif dengan pola zona marking dan melakukan serangan balik. Mereka mendapatkan 3 gol dari taktik seperti ini.