Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Setelah Edy Rahmayadi Mundur dari Ketum, lalu PSSI Mau Apa?

Diperbarui: 20 Januari 2019   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edy Rahmayadi (Foto Adhi Wicaksono/CNNIndonesia.com)

Keinginan sebagian besar masyarakat sepakbola Indonesia sudah terpenuhi ketika Ketum PSSI, Edy Rahmayadi resmi menyatakan mundur dari jabatannya. Hal tersebut disampaikan dalam Kongres Tahunan PSSI di di Hotel Sofitel Nusa Dua Beach Resort Bali, Minggu (20/1/19). Berita ini diliput hampir oleh semua media baik cetak maupun online, termasuk liputan berita Televisi domestik.

Dalam Kongres Luar Biasa, Edy resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 dalam kongres yang digelar pada November 2016. Ketika itu Edy yang masih menjabat sebagai Pangkostrad berhasil mendapatkan 76 suara mengungguli kandidat-kandidat lainnya.   

"Demi PSSI jalan dan maju, maka saya katakan hari ini mundur dari Ketua Umum PSSI. Dengan syarat, para anggota jangan mengkhianati PSSI. Jangan karena satu hal yang lain, kita bercokol rusak rumah besar kita ini."

"PSSI adalah warisan leluhur kita, ini semua saya lakukan dalam kondisi sehat walafiat. Saya mundur bukan karena tak bertanggung jawab, tapi karena saya bertanggung jawab. Terima kasih saudara-saudara sebangsa setanah air, besarkan PSSI kita ini." Demikian pernytaan resmi Edy Rahmayadi dalam Kongres Tahunan tersebut seperti dilansir CNNIndonesia.com (20/1/19).

Seperti sudah banyak diketahui selama ini Edy mendapat desakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI setelah memutuskan untuk rangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara. Walaupun tidak menyalahi statuta namun lebih baik mundur dari jabatan Ketum PSSI agar lebih fokus mengurusi tugas-tugas Gubernur.

Desakan mundur semakin deras setelah Timnas Garuda gagal total di Piala AFF 2018 yang tersisih di fase grup. Belakangan situasi sepakbola kita semakin runyam dengan kasus pengaturan skor (match fixing) yang justru melibatkan para pejabat di Kepengurusan PSSI.

Dengan mundurnya Ketum maka saat itu juga resmi kepemimpinan PSSI diserahkan kepada Waketum Joko Driyono sesuai dengan statuta yang berlaku. Pelaksana Tugas Harian Ketum PSSI ini akan bekerja sampai dengan Kongres berikutnya untuk memilih Ketum PSSI yang baru.

Umuh Muhtar, salah satu pemilik suara dari Persib Bandung malah sudah mencoba membicarakan dengan pemilik suara lainnya, agenda yang terjadwal dan siapa kandidat yang tepat untuk menggantikan Ketum PSSI yang mengundurkan diri.

Menurut Umuh agar KLB (Kongres Luar Biasa) PSSI diselenggarakan lebih cepat, atau setidaknya setelah pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia bulan April ini.

"Ya, nanti tunggu lah. Saya nanti bicara dengan kawan-kawan semua. Saya tidak mesti jadi pengurus. Saya di belakang saja. Tapi semua harus tahu Umuh Muchtar tidak berpartai dan tidak berpartai politik. Saya tidak ada kepentingan apa-apa. Ini semua demi PSSI, demi kemajuan persepakbolaan Indonesia," kata Umuh kepada Goal.com (20/1/19).

Benar apa yang harus dilakukan oleh para pemilik suara yaitu secepatnya merumuskan dan membuat agenda yang pasti kapan Kongres Luar Biasa diselenggarkan dengan acara Pemilihan Ketum PSSI baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline