Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Luis Milla dan Prospek Timnas Garuda di Piala AFF 2018

Diperbarui: 30 Agustus 2018   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Garuda Asian Games 2018 (Foto ANTARA/Ary Kristianto)

Berita terhangat saat ini masih menggema yaitu tentang nasib Luis Milla apakah akan dipecat sehubungan dengan kegagalannya mencapai target 4 besar Asian Games 2018. Kini terjawab sudah, ketika Ketum PSSI, Edy Rahmayadi mengumumkan untuk mempertahankan Pelatih asal Spanyol tersebut.

Dalam jumpa pers yang dihadiri seluruh anggota exco PSSI, Edy memberikan alasan kenapa Luis Milla dipertahankan walaupun gagal mencapai target 4 besar yang ditetapkan PSSI di Asian Games ini.

"Timnas Indonesia sejak dipegang Luis Milla, telah memberikan kultur yang berbeda dan mengubah warna pesepakbolaan kita. Sehingga kita tahu persis ke arah mana nanti kita melakukan pembinaan untuk pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Milla sedang pulang ke Spanyol untuk berlibur. Segera juga kami akan melakukan negoisasi terkait perpanjangan kontrak dirinya. Namun, bila ia tidak mau, kami juga telah siapkan pengganti," kata Ketum PSSI, Edy Rahmayadi seperti dirilis PSSI.org (28/8/18).

Benar dengan apa yang dikatakannya. Milla telah merubah kultur sepakbola yang berbeda dan mengubah warna cara bermain yang lebih tertata. Bahkan Milla telah berhasil membuat pemain menghayati filosofi sepakbola yang mulai diterapkan dalam Tim Nasional Indonesia.

Luis Milla bersama Timnas U-23 (Foto ANTARA/Sigid Kurniawan)

Formasi 4-2-3-1 adalah skema favoritnya yang dijadikan dasar dan bisa berubah disesuaikan dengan situasi di lapangan. Pemain sudah sangat akrab dengan skema ini karena beberapa klub mereka di Liga 1 juga banyak yang menggunakan skema tersebut.

Beberapa pemain yang ditangani Luis Milla mengalami kemajuan yang sangat berarti. Mereka dituntut untuk mampu berperan dalam multi posisi. Inilah kejelian pelatih asal Spanyol ini memberdayakan semua potensi dari para pemain yang diasuhnya.

Bagaimana sekarang seorang Ricky Fajrin bisa berperan selain sebagai bek kiri juga sebagai bek tengah tandemnya Hansamu Yama. Septian David sebagai seorang pemain sayap ternyata bertransformasi menjadi seorang penyerang lobang di belakang striker.

Saddil Ramdani, Febri Hariyadi, keduanya adalah pemain sayap ternyata mampu juga berperan sebagai seorang full back. Demikian pula Ilham Udin yang mampu menunjukkan peran sebagai striker tunggal.

Selain kejelian memilih pemain, Luis Milla juga pandai memainkan taktik bermain disesuaikan dengan lawan yang dihadapi. Kemampuannya membaca permainan lawan, Milla selalu pandai membuat keputusan tepat dalam pergantian pemain untuk menerapkan perubahan taktik di lapangan.

Skuat inti Timnas Garuda U-23 ini sangat layak dipertahankan hanya tinggal menambah beberapa pemain senior untuk posisi depan, pemain sayap dan lini belakang. Bisa dicatat kandidat kuat yang perlu dipertimbangkan seperti Boaz Solossa, Andik Vermansyah, Rizki Pora, Irfan Bachdim, Hamka Hamzah, Victor Igbonefo dan seorang penjaga gawang pelapis Andritany.

Kekuatan Timnas Garuda Senior dibawah Luis Milla akan menampilkan kombinasi yang serasi antara pemain senior dengan pemain-pemain muda potensial di Timnas U-23. Diharapkan pada awal bulan depan sudah ada keputusan pemanggilan pemain untuk skuat Piala AFF Senior pilihan Luis Milla.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline