Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Mesut Ozil dan Perlakuan Rasis di Negara Paling Beradab

Diperbarui: 25 Juli 2018   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mesut Ozil (Foto Skysports.com)

Beberapa hari ini Mesut Ozil menjadi buah bibir yang hangat dalam pemberitaan media di seluruh Dunia sehubungan dengan mundurnya dari Timnas Jerman. Ozil mundur dan menyatakan pensiun dari Tim Nasional karena merasa diperlakukan tidak adil. Perlakuan rasis yang dialaminya adalah hal yang sangat ironis karena terjadi di negara yang memiliki peradaban tinggi. Sungguh sangat memalukan. Selain itu, dirinya juga merasa telah dijadikan kambing hitam karena kegagalan Jerman di Piala Dunia Rusia. Bahkan Ozil juga sangat menyesalkan karena menganggap bahwa pihak pihak tertentu seperti asosiasi sepakbola Jerman, DFB sudah pula memperlakukan rasis terhadap dirinya.

Ozil, yang memiliki leluhur Turki, telah banyak dikritik di Jerman karena muncul dalam gambar bersama Presiden Erdogan sebelum Piala Dunia. Foto tersebut dianggap oleh banyak kalangan sebagai hal yang berbau politis sehingga dianggap tidak etis. Anehnya perlakuan rasis ini tidak dialami Ilikay Gundogan yang juga berfoto bersama Erdogan.  Mungkin bagi Ozil sendiri menganggap hal yang biasa berfoto dengan seorang Presiden dari negara leluhurnya sehingga dia merasakan kecaman yang dialaminya adalah tindakan rasisme.

Asosiasi sepakbola Jerman (DFB) telah menolak tuduhan Mesut Ozil tersebut dan berbalik mengkritik karena Ozil telah gagal memberikan jawaban mengenai foto kontroversialnya dengan presiden Turki Recep Erdogan. DFB membela diri dan mempertanyakan tindakan dan pernyataan Ozil tentang rasisme.

"Apa yang kita semua harus gabungkan di dalam dan di luar lapangan adalah ketaatan terhadap hak asasi manusia, advokasi kebebasan berekspresi dan rasa hormat, toleransi dan permainan yang adil. Komitmen untuk nilai-nilai dasar ini diperlukan untuk setiap pemain yang memainkan sepakbola untuk Jerman. Karena itu, gambar-gambar dengan presiden Turki, Erdogan, telah menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang di Jerman. " Demikian Reinhard Grindel, Presiden DFB seperti disampaikannya kepada Skysports.com (23/7/18).

Reinhard Grindel, Presiden DFB (Foto Skysports.com)

Menurut pengakuannya bahwa DFB telah melakukan upaya untuk menangani topik tersebut sebelum Piala Dunia itu berlangsung namun sangat disesalkan bahwa Mesut Ozil merasa bahwa dirinya tidak cukup dilindungi sebagai sasaran slogan rasis terhadap pribadinya. Publik Jerman selalu mempertanyakan dan meperolok olok foto tersebut apalagi performa Ozil di Piala Dunia tersebut kurang memuaskan. 

Fakta bahwa DFB dikaitkan dengan rasisme, Presiden DFB ini menolak tuduhan tersebut. Selama bertahun-tahun, DFB telah banyak terlibat dalam pekerjaan integrasi di Jerman dan selalu mewakili keberagaman. "DFB menyesalkan kepergian Mesut zil dari tim nasional. Namun, ini tidak mengubah penentuan asosiasi untuk melanjutkan keberhasilan kerja integrasi secara konsisten dan dengan keyakinan mendalam," kata Reinhard Grindel, seperti dilansir  Skysports.com (23/7/18).

Asosiasi sepakbola Jerman boleh saja membela diri namun mereka seharusnya juga melihat sudah seberapa banyak dedikasi seorang Mesut Ozil. Memahami perasaan Mesut Ozil yang kecewa karena diperlakukan tidak adil akibat kegagalan Jerman di Piala Dunia Rusia, memang sangat wajar. Publik Jerman seharusnya ingat bagaimana perjuangan Ozil saat merebut Piala Dunia di Brazil tahun 2014 lalu. Itulah sebabnya Ozil menyindir mereka bahwa jika Jerman menang maka Ozil adalah orang Jerman sedangkan jika kalah maka Ozil adalah imigran Turki. 

Bagaimanapun kontribusi Mesut Ozil di Timnas Jerman sangat mengesankan karena itu adalah hal yang sangat merugikan jika dirinya pensiun dari Tim Nasional. Ozil mencatatkan total 92 penampilan bersama Jerman dengan mengoleksi 23 gol dan memiliki peran yang sangat penting ketika negaranya sukses menjadi kampiun Piala Dunia 2014 di Brasil.

Menghadapi masalah ini mungkin diperlukan dialog yang terbuka antara Mesut Ozil dan asosiasi sepakbola Jerman (DFB). Dialog ini akan membuka tabir yang selama ini menghalangi diantara kedua kubu dan menghasilkan rasa saling percaya diantara keduanya.

Bagaimana pendapat Anda para Pembaca setia sepakbola? 

#hensa24072018 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline