Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Gianluigi Buffon, Benteng Terakhir "La Vecchia Signora" di Wembley

Diperbarui: 7 Maret 2018   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gianluigi Buffon (Foto Getty Images)

Drama empat gol di Juventus Stadium Turin pada babak 16 besar leg pertama antara La Vecchia Signora, Si Nyonya Tua versus Spurs, masih meninggalkan bekas. Bagi Juventus adalah bekas yang sangat menyakitkan, bayangkan ketika mereka belum sepuluh menit sudah unggul 2-0 namun harus menerima kenyataan hasil imbang diakhir laga. 

Gol Gonzalo Higuain menit ke 2 dan penaltinya menit 9 seakan hilang begitu saja dari harapan untuk menapakkan kaki mereka ke perempat final. Adalah Harry Kane dan Eriksen yang membuyarkan impian Si Nyonya Besar dengan 2 gol penyeimbang.

Apa yang dirasakan seorang Mauricio Pochettino seusai laga tersebut. "Sejak awal, sulit, emosional, sedikit kesal, marah tapi pada akhirnya, saya sangat menikmatinya," katanya seperti dilansir Tottenhamhotspur.com (14/2/18).

Di babak kedua memang Spurs mulai mendominasi permainan. Mereka bermain sepakbola penuh karakter mengingatkan pada performa mereka ketika menahan Liverpool di Anfield dalam laga di Premier League. 

Dengan performa seperti itu mereka layak mendapat pujian kepada para pemain yang telah memberikan seluruh kemampuannya. "Kami bermain sepakbola yang luar biasa. Saya sangat senang dengan karakter dan kepribadian para pemain sangat fantastis. Kami mencetak dua gol melawan tim yang selalu sulit ditembus karena memiliki pertahanan bagus." Demikian Pochettino menambahkan dalam situs resmi klub tersebut.

Sementara itu Harry Kane menganggap bahwa Spurs sudah menunjukkan karakter besar yang tidak terbayangkan sebelumnya. Itulah sepak bola dan terkadang harus menghadapi situasi sulit dalam laga tandang namun mendapatkan hasil menggembirakan. Bermain dengan penuh ketenangan membuat Spurs saat itu mulai mendominasi permainan, memegang bola dan mulai menciptakan peluang.

Harry Kane, Spurs (Foto Fourfourtwo.com)

Kane mengakui bahwa Juventus memiliki pertahanan yang baik dan sulit ditembus apalagi ada seorang Buffon, penjaga gawang legenda Italy. Mencetak dua gol di Turin adalah hal yang sangat besar artinya bagi skuat Spurs. 

Hal inilah yang menjadi modal besar klub asal London itu untuk menghadapi Juventus di Wembley dengan penuh percaya diri. Hasil ini juga memberikan Spurs keuntungan gol tandang yang akan dibawa saat mereka menjamu I Bianconeri di Wembley Stadium London pada Kamis (8/3/18) pk 2.45 WIB.

Ada suatu hal penting yang perlu diketahui bahwa saat itu sebelum laga melawan Juventus di Turin, Christian Eriksen menegaskan keyakinanannya bahwa dirinya beserta rekan setimnya tidak  mempedulikan status tim yang mereka hadapi adalah tim besar. 

Hal ini yang telah membuat skuat Spurs bermain dengan karakternya walaupun saat itu mendapat tekanan karena ketinggalan 2 gol hanya dalam waktu kurang dari 10 menit sejak laga dimulai.

Reputasi Juventus di kancah sepakbola Eropa adalah klub elit yang merupakan peraih gelar Liga Champions dua kali yaitu tahun 1985 dan 1996 dari 8 kali menembus final. Sementara Tottenham Hotspur belum pernah merasakan gelar tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline