Pada kejuaraan BWF World Championships 2017 di Glasgow, Scotland 21-27 Agustus 2017, Tontowi/Liliyana merebut gelar juara untuk Indonesia dengan menghentikan rangking satu dunia ganda asal China, Zheng Siwei/Chen Qingchen, melalui pertarungan seru tiga game 15-21, 21-16 dan 21-15. Inilah satu-satunya gelar juara yang diboyong ke Tahan Air. Sebenarnya Ahsan dan Rian yang bukan unggulan dinomor ganda putra berhasil juga sebagai finalis namun mereka hanya meraih medali perak.
Badmintonindonesia.org (29/08/2017) mencatat bahwa gelar juara dunia ini menjadi yang kedua bagi Tontowi. Sebelumnya ia dan Liliyana menjadi kampiun di Guangzhou, Tiongkok, pada tahun 2013.
Sementara itu bagi Liliyana sudah mengamankan gelar ini untuk yang keempat kalinya. Sebelumnya Liliyana meraih gelar pada tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto.
Selain juara dunia ganda Tontowi/Liliyana juga pemegang medali emas Olimpiade Rio 2016 yang lalu.
"Tahun lalu, kami memberikan medali emas olimpiade sebagai kado terindah untuk Indonesia tepat di tanggal 17 Agustus. Tahun ini walaupun tidak pas di tanggal 17, tetapi bulannya masih bulan Agustus. Jadi gelar juara dunia ini kami persembahkan untuk kado kemerdekaan Indonesia," ujar Liliyana seperti dilansir Badmintonindonesia.org (28/08/2017).
Gelar-gelar bergengsi mereka yang dipersembahkan kepada negeri tercinta ini yang membuat Liliyana dan Tontowi menjadi atlit-atlit yang luar biasa. Apa yang menyebabkan mereka begitu berhasil meraih prestasi tinggi tersebut?
Mereka bisa mencapai level seperti ini bukan dilakukan secara instan namun melalui perjuangan yang tidak kenal lelah. Berlatih di Pelatnas Cipayung dengan disiplin tinggi penuh tanggung jawab. Selalu konsisten tidak kenal menyerah menghadapi tantangan.
Ada satu hal lagi dari mereka yang harus menjadi panutan pemain-pemain muda yaitu selalu haus akan prestasi gelar juara. Dengarkan apa target Liliyana berikutnya yaitu Juara Asian Games 2018 di Jakarta.
Ya jangan pernah puas untuk mengejar prestasi. Sudah meraih Juara Olimpiade 2016 dan Juara Dunia 2017 ternyata masih tetap ingin berprestasi untuk negeri ini sebagai juara Asian Games 2018. Bandingkan dengan atlit muda kita yang baru masuk Pelatnas saja sudah merasa berprestasi.
Bagi pemain-pemain muda seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting, Ihsan Maulana, Fitriani, Hanna Ramadini, Dinar Dyah,Gregoria Mariska, Apriyani Rahayu, Gloria, Ni Ketut, senior mereka Tontowi/Liliyana harus menjadi panutan. Kelak pemain-pmain muda ini yang akan melanjutkan perjuangan para senior mereka mempertahankan kejayaan bulutangkis Indonesia di masa depan.
Pemain-pemain muda ini adalah harapan bangsa. Jangan cepat puas dengan apa yang sudah diraih. Jika Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad sudah menjadi legenda bulutangkis maka kalian belum menjadi apap-apa.