Mengukur Peluang Tunggal Putri Indonesia Melawan India di Piala Sudirman Gold Coast – Australia 2017
Perebutan Piala Sudirman dimulai pada 21 Mei 2017. Pada tahun ini Australia menjadi tuang rumah kejuaraan dunia beregu campuran tersebut. Indonesia akan berhadapan dengan India mengawali perjuangan untuk merebut kembali Piala Sudirman pulang kandang setelah meninggalkan Ibu Pertiwi sejak tahun 1989. Pertandingan tersebut akan berlangsung pada 23 Mei 2017 di Carrara Sport and Leisure Centre Gold Coast Australia.
Indonesia diuntungkan oleh jadwal karena untuk Grup 1 D yang ditempati oleh Denmark, India dan Indonesia, jadwal pertandingan pertandingan pertama grup ini terlebih dulu bertanding antara Denmark melawan India pada 22 Mei 2017. Dengan demikian Indonesia bisa lebih awal mengamati kekuatan mereka terutama India yang akan dihadapi Indonesia pada jadwal pertandingan perdananya.
Pertandingan melawan India ini sangat menentukan peluang Indonesia lolos ke babak berikutnya. Kemenangan melawan India akan meringankan beban ketika pada pertandingan terakhir harus berhadapan dengan Denmark.
Indonesia seperti dikemukan Susi Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI juga sekaligus sebagai manajer Indonesia di Piala Sudirman 2017, akan mengandalkan nomor-nomor ganda baik putra, putri maupun ganda campuran. Memang hanya pada nomor ganda tersebut yang diandalkan menjadi kekuatan Tim Piala Sudirman Indonesia sedangkan pada nomor tunggal baik putra maupun putri dianggap belum bisa diharapkan untuk mendulang poin.
Dalam tulisan ini akan diulas bagaimana kekuatan tunggal putri Indonesia untuk mengambil poin pada saat mereka bertanding melawan India. Apakah tunggal putri kita mampu menyumbangkan angka bagi Tim Piala Sudirman? Mari kita simak bersama data dan fakta yang ada.
Mampukan Tunggal Putri Meraih Angka.
Fitriani adalah tunggal putri kita yang memiliki peringkat dunia Badminton World Federation (BWF 23) tertinggi dibandingkan dengan tunggal putri lainnya yaitu Dinar Dyah Ayustine (40) dan Gregoria Mariska (82). Fitriani juga mengungguli head to head dengan Dinar dan Gregoria. Mereka belum pernah menang melawan Fitriani dalam berbagai pertemuan di turnamen BWF. Sedangkan Gregoria unggul dari Dinar.
Dari segi usia Fitriani (Lahir 27 Desember 1998) lebih muda 4 tahun dari Dinar (Lahir 18 Oktober 1994) namun prestasinya lebih baik dibandingkan Dinar. Sedangkan Gregoria Mariska lebih muda 5 tahun (Lahir 11 Agustus 1999) dibandingkan Dinar.
Fitriani sudah bertanding sebanyak 130 kali dengan 81 kemenangan dan 49 kekalahan. Dinar bertanding 129 kali, 71 menang dan 57 kalah sedangkan Gregoria 131 bertanding, 89 menang dan 32 kalah. Melihat data statistic dari BWF tersebut persentase kemenangan terbaik justru dimiliki oleh Gregoria yaitu sebesar 67,94% (89/131), disusul Fitriani sebesar 62,30 (81/130) dan Dinar 55,03% (71/129).
Sekarang mari kita lihat catatan pertemuan pebulutangkis putri kita dengan India. Pusarla V Sindhu dan Saina Nehwal adalah dua tunggal andalan India dalam kejuaraan ini. Mereka berada pada peringkat 10 besar dunia. Pusarla peringkat BWF 4, peraih perak Olimpiade Rio Brazil 2016 sedangkan Saina ada di peringkat BWF 9. Sejarah pertemuan tunggal putri kita dengan mereka memang tidak menggembirakan.