Peserta Nomor 22. Hendro Santoso
Bulan Ramadhan telah tiba. Nuansa yang paling aku rindukan adalah saat berbuka puasa dengan makanan pembuka menu kolak yang lezat. Biasanya Ibu selalu membuat kolak pisang untuk makanan takjil buka puasa.
Secangkir kopi dan semangkuk kolak pisang sudah siap santap dihidangkan di atas meja. Waktu Maghrib masih 15 menit lagi sementara acara Televisi sore itu sedang menayangkan Kultum atau Kuliah Tujuh Menit yaitu ceramah agama yang durasinya cukup 7 menit. Biasanya hanya membahas satu topik sebuah hadis atau ayat Al-Quran.
Terdengar suara Ibuku memanggil agar aku tidak lupa mengambil air wudhu agar selesai buka puasa dengan takjil kolak pisangnya bisa langsung sholat Maghrib berjamaah.
"Iya Bu sudah mengambil air wudhu"kataku.
"Kolak ini memakai gula merah dan santan kelapa jauh lebih enak dan gurih" kata Ibu.
"Iya Bu memang sudah kelihatan rasanya pasti lezat" kataku sambil memegang mangkuk berisi kolak itu.
"Huss jangan di sentuh dulu bedug Maghrib belum berbunyi!" kata Ibuku mengingatkan. Aku hanya tertawa sambil kembali meletakkan mangkuk berisi kolak itu.
"Sabda Nabi kalau kita mau berbuka puasa mulailah dengan makanan yang mengandung rasa manis!" kembali suara Ibuku.
"Iya Bu. Zaman Nabi dulu memakan buah kurma untuk buka puasanya karena waktu itu tidak ada kolak pisang ya" kataku bercanda.
"Bukan begitu. Buah kurma juga mengandung gula yang dapat mengembalikan tenaga kita setelah berpuasa seharian. Begitu pula kolak pisang banyak mengandung gula sama seperti buah kurma"kata Ibu menjelaskan dengan serius.