Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Limbah Cair Memuakkan Itu

Diperbarui: 12 Mei 2016   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Loko peniggalan Belanda yang masih beroperasi di pabrik gula (Foto Hensa)

Novel Pesona Bunga Tebu

Episode 2 

Libah Cair Memuakkan Itu

Pagi itu, seusai sarapan seperti biasa pula Pak Diman mengantarkanku menuju Pabrik Gula (PG) dengan mobil dinas. Memang baru satu tahun ini aku menjadi seorang Administratur PG di sentra perkebunan tebu sebuah provinsi penghasil gula pasir terbesar di Indonesia. Administratur adalah pimpinan tertinggi sebuah PG dengan membawahi 4 orang Kepala Bagian yakni Tanaman, Pabrikasi, Instalasi dan Tata Usaha Keuangan. Dari nama bagian tersebut sudah dapat ditebak apa fungsi dan tanggung jawab yang diemban oleh empat orang Pembantuku. Menyandang Administratur termuda yang pernah ada di Perusahaan Perkebunan ini adalah hal yang membanggakan. Usiaku belum sampai 40 tahun. 

Karirku memang terus menanjak sejak pertama kali aku masuk Perusahaan ini. Lulus Sarjana Teknik Kimia dari sebuah Perguruan Tinggi papan atas di Bandung pada usia 23 tahun kemudian langsung mendaftar menjadi pegawai di Perusahaan Perkebunan komoditas gula ini. Lima tahun pertama aku ditempatkan di sebuah PG. Lima tahun berikutnya jenjang karirku sudah duduk sebagai wakil kabag pabrikasi. 

Hanya dua tahun pada posisi ini tahun berikutnya aku sudah duduk sebagai Kabag Pabrikasi. Setelah tiga musim giling maka saat ini aku sudah mencapai karir puncak sebagai seorang Administratur yaitu jabatan tertinggi di sebuah Pabrik Gula (PG). Seorang Administratur PG bertanggung jawab kepada Direksi Perusahaan.

Setiba di Kantor, Fina-sekretarisku menyambutku rutin dengan senyum sambil mengucapkan “selamat pagi”. Aku menjawab salamnya lalu langsung menuju Ruang Kerjaku. Setumpuk agenda di mejaku sudah menunggu dan salah satu yang terpenting adalah rapat membahas tentang persoalan penanganan limbah cair.

Beberapa hari yang lalu melalui telepon, Direktur Produksi sudah menegurku sehubungan dengan persoalan limbah cair ini karena telah terekspose di koran-koran lokal. Rapat pagi itu dihadiri oleh semua kabag dan beberapa staf terkait. Tepat pukul 8.00 dengan mengucapkan Bismillah aku langsung membuka Rapat.

“Assalaamu alaikum warohmatullahi wa-barakaatuuh. Selamat pagi dan salam sejahtera. Saya berterima kasih kepada Bapak-bapak yang telah hadir dalam rapat yang sangat penting ini. Langsung saja kita dengarkan perkembangan terakhir yang nanti akan dilaporkan oleh Bagian Pabrikasi. Silahkan Pak Kabag!” kataku mulai memimpin rapat.

“Terima kasih Pak atas kesempatan ini !” kata Solihin, Kabag Pabrikasi.

“Saya ingin melaporkan bahwa pihak Pemda Bidang Pengawasan Lingkungan memberi waktu selama sebulan untuk membenahi Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) kita dan dalam minggu ini kita sudah mulai mengurangi beban cemaran yang masuk ke kolam pengolahan. Namun faktanya sangat sulit untuk mendapatkan air buangan sesuai dengan baku mutu yang berlaku mengingat kinerja pabrik kita yang sudah renta dimakan usia sehingga di dalam pabrik banyak terjadi bocoran cemaran yang sulit dikendalikan!” kata Solihin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline