Beberapa waktu yang lalu ada berita di media cetak maupun online bahwa seorang WNI dijatuhi hukuman 30 bulan oleh Pengadilan Singapore karena terbukti menyuap untuk kepentingan pengaturan skore pertandingan sepakbola Sea Games 2015 antara Malaysia dengan Timor Leste. WNI yang dimaksud adalah Nasiruddin.
Nasiruddin tertangkap tangan oleh Biro investigasi praktik korupsi Singapura (CPIB). Ia terbukti memberikan suap ke Direktur Teknis Timor Leste sebesar 15 ribu dolar Amerika. Selain itu, Nasiruddin juga diduga menyuap pemain Timor Leste. Siapa Nasiruddin?. Oh ternyata dia adalah mantan wasit PSSI dan sebelum ditangkap CPIB, Nasiruddin pernah terlibat dalam kasus yang sama pada SEA Games 1997. Dia terlibat dalam pengaturan skor yang juga menyerat DJafar Umar yang menjabat sebagai wakil ketua Komisi Wasit PSSI waktu itu. Nasiruddin akhirnya mendapat sanksi selama 10 tahun tidak boleh berkecimpung di dunia sepakbola. Sedangkan Djafar Umar mendapatkan sanksi dengan larangan selama 20 tahun.
Ternyata Nasiruddin tidak pernah kapok dan mengulang kembali aksinya saat Sea Games 2015 Singapore. Ketika Singapore sudah berani dengan cepat bertindak tegas menghukum para mafia pengatuir skore sepakbola maka Indonesia ternyata hanya tenang-tenang saja. Ada berita katanya PSSI sudah bekerja sama dengan Interpol untuk mengejar para pelaku pengatur skore ini. Namun berita tersebut masih harus dibuktikan dengan hasil yang nyata seperti apa yang telah dilakukan Singapore. Begitu pula bagaimana kelanjutan pengusutan laporan BS tentang rekaman pembicaraannya dengan Mafia bola sehubungan dengan pertandingan sepakbola Timnas U-23 Indonesia melawan Thailand dan Vietnam dalam ajang Sea Games 2015. Semuanya masih belum jelas kelanjutannya entah kapan akan menjadi kenyataan para pengatur skore itu mendapatkan hukuman seperti yang sudah dilakukan oleh Singapore.
Selama ini mafia bola diibaratkan sebagai kentut. Terdengar dan tercium baunya tapi tidak pernah terbukti nyata karena tidak terlihat wujudnya. Namun ternyata kentut itu bisa dipegang dan dihukum di Singapore.
Saatnya kini Indonesia bergerak memberantas mafia bola sampai ke akar-akarnya agar sepakbola Indonesia kembali sehat, sejahtera dan berprestasi.
Bandung 23 Juli 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H